Segala opini kini memutari fakta
Sebelah mataku mempelajari sebuah ayunan suara
Sebelah mataku menunggu datangnya religi
Sebelah mataku menuntunku ke kisah amatir
Tetes air dari sebelah mata memulai semua
Semua yang akan berakhir dengan air mata
Dan bila semua menghilang……….
Kau bawa pergi terang yang lama benderang
Debu-debu akan menyergap setiap halauan yang datang
Entah apa yang kau pikirkan
Sehingga logika tak lagi berjalan
Hitam gelap di semua sisi yang tersembunyi
Cahayapun tak mampu tembuskan berkasnya
Akupun bertanya tempat apakah ini . . .
Namun Tuhan pun tak mau memberi jawaban
Akupun berjalan entah kemana dan untuk apa
Hanyalah dejavu menuntun perjalananku yang tak tentu itu
Mungkin aku terperangkap
Dalam naungan elegi yang perlahan bekukan pemikiran
Terkadang rasionalpun tak laku disini
Entah mengapa dan apa alasannya . . .
Seolah hanya medan waktu yang bisa memberi jawabannya
Mungkin ideologi kami berbeda
Namun tujuan kami sama
©Anggarda Putra Giantara