Unit 9
Konsep Dasar Pengajaran Remedial Dan
Pengayaan
1. Standar Kompetensi
1.1 Mampu menjelaskan
hakekat strategi pembelajran, disiplin kelas;
1.2
menjelaskan karakterisrtik
pembelajaran di SD;
1.3
menjelaskan model-model
pembelajaran;
1.4
menjelaskan prosedur
pembelajaran;
1.5
menjelaskan kriteria
pemilihan dan penggunaaan metode mengajar;
1.6
menjelaskan kriteria
pemilihan media pembelajaran;
1.7
menjelaskan keterampilan
dasar mengajar;
1.8
menerapkan keterampilan dasar
mengajar;
1.9
menerapkan fungsi kegiatan
remidial dan pengayaan;
1.10 menerapkan
pengelolaan kelas;
1.11 menerapkan
displin kelas; dan
1.12 menjelaskan
pembelajaran yang efektif.
2. Kompetensi
Dasar
2.1 Menjelaskan
hakekat dan prinsip pemilihan media pembelajaran;
2.2 menjelaskan
kriteria pemilihan media pembelajaran;
2.3 Menjelaskan
langkah-langkah memilih media.
2.4 menjelaskan
jenis media serta kelebihan dan kelemahan media tersebut;
3. Indikator
3.1 Menjelaskan
dan memahami hakekat media pembelajaran serta mengetahui prinsip dalam
pemilihan media pembelajaran;
3.2 Mengetahui
dan memahami kriteria media pembelajaran;
3.3 Menjelaskan
dan mengetahui media pembeajaran.
3.4 Menjelaskan dan mengetahui jenis media serta kelebihan
dan kelemahan media tersebut;
4. Pembahasan
Materi
4.1 Pengantar
Hakikat Pembelajaran
Pengayaan dan Remidial Secara umum pengayaan dapat diartikan sebagai pengalaman
atau kegiatan peserta didik yang melampaui persyaratan minimal yang ditentukan
oleh kurikulum dan tidak semua peserta didik dapat melakukannya. Untuk memahami
pengertian program pembelajaran pengayaan, terlebih dahulu perlu diperhatikan
bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berlaku berdasar
Permendiknas 22, 23, dan 24 Tahun 2006 pada dasarnya menganut sistem
pembelajaran berbasis kompetensi, sistem pembelajaran tuntas, dan sistem
pembelajaran yang memperhatikan dan melayani perbedaan individual peserta
didik. Sistem dimaksud ditandai dengan dirumuskannya secara jelas standar
kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang harus dikuasai peserta didik. Penguasaan
SK dan KD setiap peserta didik diukur dengan menggunakan sistem penilaian acuan
kriteria (PAK).
4.2 Definisi Remedial
Remedial merupakan
suatu treatmen atau bantuan untuk mengatasi kesulitan belajar. Berikut adalah
beberapa program assesmen yang bisa dijalankan atau dijadikan acuan dalam
melakukan pengajaran remedial. Yang antara lain dalam bidang berhitung, membaca
pemahaman dan menulis.
Remediasi mempunyai
padanan remediation dalam
bahasa Inggris. Kata ini berakar kata ‘toremedy’ yang bermakna menyembuhkan.
Remediasi merujuk pada proses penyembuahan. Remedial merupakan kata sifat.
Karena itu dalam bahasa Inggris selalu bersama dengan kata benda, misalnya
‘remedial work’, yaitu pekerjaan penyembuhan, ‘remeial teaching’ – pengajaran
penyembuhan. Dsb. Di Indonesia, istilah ‘remedial’ sering ditulis berdiri
sendiri sebagai kata benda. Mestinya dituliskan menjadi pengajaran remeial,
atau kegiatan remedial dsb. Dalam bagian ini istilah remediasi dan remedial
digunakan bersama-sama, yang merujuk pada suatu proses membantu siswa mengatasi
kesulitan belajar terutama mengatasi miskonsepsimiskonsepsi yang dimiliki.
Dalam random House
Webster’s College Dictionary (1991), remediasi diartikan sebagai intended to improve poor skill in specified
field. Remediasi adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk membetulkan
kekeliruan yang dilakukan siswa. Kalau dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran,
kegiatan remediasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilaksanakan
untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran yang kurang berhasil.
Kekurangberhasilan pembelajaran ini biasanya ditunjukkan oleh ketidakberhasilan
siswa dalam menguasai kompetensi yang diharapkan dalam pembelajaran.
Dari pengertian di
atas diketahui bahwa suatu kegiatan pembelajaran dianggap sebagai kegiatan remediasi
apabila kegiatan pembelajaran tersebut ditujukan untuk membantu siswa yang
mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Guru melaksanakan
perubahan dalam kegiatan pembelajarannya sesuai dengan kesulitan yang dihadapi
para siswa.
Sifat pokok kegiatan pembelajaran remedial ada tiga yaitu: (1)
menyederhanakan konsep yang komplek (2) menjelaskan konsep yang kabur (3)
memperbaiki konsep yang salah tafsir. Beberapa perlakuan yang dapat diberikan
terhadap sifat pokok remedial tersebut antara lain berupa: penjelasan oleh
guru, pemberian rangkuman, dan advance organizer, pemberian tugas dan
lain-lain.
Pokok bahasan yang belum dapat dikuasai peserta didik merupakan kesulitan
belajar untuk mempelajari pokok bahasan berikutnya. Kenyataan ini akan diperburuk
kalau pokok bahasan yang baru yang akan dipelajari memerlukan keterampilan
prasyarat, disisi lain pokok bahasan yang menjadi prasyarat belum tuntas.
Kesulitan lain untuk mencapai tingkat ketuntasan belajar anatara lain:
perbedaan individual diantara peserta didik dalam kelas dengan sistem
pembelajaran klasikal.
Asumsi yang mendasari pertimbangan metode pembelajaran remedial dengan
pendekatan secara individual terhadap peserta didik yang mengalami kesulita
belajar dengan pemberian rangkuman dan advance organizer adalah: (1) belajar
hakekatnya adalah individual (2) pembelajaran klasikal akan selalu dihadapkan
dengan ketidak tuntasan belajar (3) kalau peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar dan diberikan pembelajaran kembali secara klasikal seperti
pembelajaran utama, peserta didik akan mengalami kesulitan yang serupa (4)
rangkuman dan advance organizer merupakan strategi pembelajaran untuk
memudahkan pemahaman materi.
4.3 Tujuan Remedial
Tujuan guru
melaksanakan kegiatan remedial adalah membantu siswa yang mengalami kesulitan
menguasai kompetensi yang telah ditentukan agar mencapai hasil belajar yang
lebih baik. Secara umum tujuan kegiatan remdiasi adalah sama dengan
pembelajaran pada umumnya yakni memperbaiki miskonsepsi siswa sehingga siswa dapat
mncapai kompetensi yang telah ditetapkan berdasarkan kurikulum yang berlaku.
Secara khusus kegiatan remediasi bertujuan membantu siswa yang belum tuntas
menguasai kompetensi ditetapkan melalui kegiatan pembelajaran tambahan. Melalui
kegiatan remediasi siswa dibantu untuk mengatasi kesulitan belajar yang
dihadapinya.
4.4 Fungsi Remedial
Remedial berfungsi
sebagai korektif, sebagai pemahaman,sebagai pengayaan,
sebagai., sebagai Fungsi akselerasi(
percepatan belajar), dan
berfungsi sebagai trapiutik ( melalui kegiatan remedial, guru dapat
membantu mengatasi kesulitan belajar siswa yang berkaitan dengan aspek sosial
dan aspek pribadi, seperti merasa dirinya kurang berhasil dalam belajar, sering
merasa rendah diri, atau terisolasi dalam pergaulan dan teman sejawatnya,
dengan remedial, dapat membantu rasa percaya diri siswa, sehingga bersangkutan
dapat meningkatkan hasil belajar dengan baik).
4.5 Prosedur Remedial
Dalam
melaksanakan kegiatan remedial sebaiknya mengikuti langkah-langkahseperti: :
1. Analisis Hasil Diagnosis
1. Analisis Hasil Diagnosis
Seperti yang telah
Anda ketahui, diagnosis kesulitan belajar adalah suatu proses pemeriksaan
terhadap siswa yang diduga mengalami kesulitan dalam belajar. Melalui kegiatan
diagnosis guru akan mengetahui para siswa yang perlu mendapatkan bantuan. Untuk
keperluan kegiatan remedial, tentu yang menjadi fokus perhatian adalah
siswa-siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar yang ditunjukkan tidak
tercapainya kriteria keberhasilan belajar. Apabila kriteria keberhasilan 80 %,
maka siswa yang dianggap berhasil jika mencapai tingkat penguasaan 80 % ke
atas, sedangkan siswa yang mencapai tingkat penguasaannya di bawah 80 %
dikategorikan belum berhasil.
Mereka inilah yang
perlu mendapatkan remedial. Setelah guru mengetahui siswa-siswa mana yang harus
mendapatkan remedial, informasi selanjutnya yang harus diketahui guru adalah
topik atau materi apa yang belum dikuasai oleh siswa tersebut. Dalam hal ini
guru harus melihat kesulitan belajar siswa secara individual. Hal ini
dikarenakan ada kemungkinan masalah yang dihadapi siswa satu dengan siswa yang
lainnnya tidak sama. Padahal setiap siswa harus mendapat perhatian dari guru.
2. Menemukan Penyebab Kesulitan
Sebelum Anda merancang kegiatan remedial,
terlebih dahulu harus mengetahui mengapa siswa mengalami kesulitan dalam
menguasai materi pelajaran. Faktor penyebab kesuliatan ini harus diidentifikasi
terlebih dahulu, karena gejala yang sama yang ditunjukkan oleh siswa dapat
ditimbulkan sebab yang berbeda dan faktor penyebab ini akan berpengaruh
terhadap pemilihan jenis kegiatan remedial.
3. Menyusun Rencana Kegiatan Remedial
Setelah diketahui
siswa-siswa yang perlu mendapatkan remedial, topik yang belum dikuasai setiap
siswa, serta faktor penyebab kesulitan, langkah selanjutnya adalah menyusun
rencana pembelajaran. Sama halnya pada pembelajaran pada umumnya,
komponen-komponen yang harus direncanakan dalam melaksanakan kegiatan remedial
adalah sebagai berikut;
a. Merumuskan indikator hasil belajar
a. Merumuskan indikator hasil belajar
b. Menentukan materi yang sesuai engan indikator hasil
belajar
c. Memilih strategi dan metode yang sesuai dengan
karakteristik siswa
d. Merencanakan waktu yang diperlukan
e. Menentukan jenis, prosedur dan alat penilaian.
4. Melaksanakan Kegiatan Remedial
Setelah kegiatan
perencanaan remedial disusun,langkah berikutnya adalah melaksanakan kegiatan
remedial. Sebaiknya pelaksanaan kegiatan remedial dilakukan sesegera mungkin,
karena semakin cepat siswa dibantu mengatasi kesulitan yang dihadapinya,
semakin besar kemungkinan siswa tersebut berhasil dalam belajarnya.
5. Menilai Kegiatan Remedial
Untuk mengetahui
berhasil tidaknya kegiatan remedial yang telah dilaksanakan, harus dilakukan
penilaian. Penilaian ini dapat dilakukan dengan cara mengkaji kemajuan belajar
siswa.Apabila siswa mengalami kemauan belajar sesuai yang diharapkan, berarti
kegiatan remedial yang direncanakan dan dilaksanakan cukup efektif membantu
siswa yang mengalami kesulitan belajar. Tetapi, apabila siswa tidak mengalami
kemajuan dalam belajarnya berarti kegiatan remedial yang direncanakan dan dilaksanakan
kurang efektif. Untuk itu guru harus menganalisis setiap komponen pembelajaran.
4.6 Strategi dan Teknik Remedial
Beberapa teknik dan strategi yang dipergunakan dalam pelaksanaan
pembelajaran remedial antara lain, (1) pemberian tugas/pembelajaran individu
(2) diskusi/tanya jawab (3) kerja kelompok (4) tutor sebaya (5) menggunakan
sumber lain. (Ditjen Dikti, 1984; 83).
1.
Pemberian Tugas
Dalam pemberian tugas dapat dilakukan dengan berbagai jenis antara lain
dengan pemberian rangkuman baik dilakukan secara individual maupun secara
kelompok, pemberian advance organizer dan yang sejenis.
2.
Melakukan
aktivitas fisik, misal demosntrasi, atau praktek dan diskusi
Ada konsep-konseps
yang lebih mudah dipahami lewat aktivitas fisik, missal contoh, memahai bahwa
volume fluida tidak beuabah kalau berada di dalam wadah yang berbeda bentuknya.
Anda sebaiknya menggunakan berbagai media dan alat pembelajaran sehingga dapat
mengkonkritkan konsep yang dipelajarinya, selain itu hendaknya Anda banyak
memberi kesempatan kepada siswa untuk mengunakan media terebut, karena siswa
pada umumnya perkemangan berpikir mereka berada pada tingkat operasional
konkrit. Mereka akan dapat mencerna dengan baik konsep yang divisualisasikan
atau dikonkritkan.
3.
Kegiatan
Kelompok
Diskusi kelompok
dapat digunakan guru untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Yang perlu diperhatikan guru dalam menetapkan kelompok dalam kegiatan remedial
adalah dalam menentukan anggota kelompok. Kegiatan kelompok dapat efektif dalam
membantu siswa, jika diantara anggota kelompok ada siswa yang benar-benar
menguasai materi dan mampu memberi penjelasan kepada siswa lainnya.
4.
Tutorial
Sebaya
Kegiatan tutorial
dapat dipilih sebagai kegiatan remedial. Dalam kegiatan ini seorang guru
meminta bantuan kepada siswa yang lebih pandai untuk membantu siswa yang
mengalami kesulitan belajar. Siswa yang dijadikan tutor bisa berasal dari kelas
yang sama atau dari kelas yang lebih tinggi. Apabila menggunakan tutor yang
sebaya sangat membantu sekalai, karena tingkat pemahaman dan penyampaian tutor
yang sebaya lebih dimengerti oleh siswa yang bermasalah, selain itu mereka
tidak merasa canggung dalam menanyakan setiap permasalahan karena usia mereka
sama sehingga mudah dimengerti olehnya.
5.
Menggunakan
Sumber Lain
Selain dengan
pembelajaran ulang, kegiatan kelompok, tutorial, guru juga dapat menggunakan
sumber belajar lain yang relevan dalam membantu siswa yang mengalami kesulitan
memahami materi pelajaran. Misalanya guru meminta untuk mengunjungi ahli atau
praktisi yang berkaitan dengan materi yang dibahas, misalnya ”bagaimana cara
mencangkok ” siswa dapat mendatangi tukang kebun yang kegiatan sehari-hari memang
mencakok. Atau juga siswa diminta membaca sumber lain dan bahkan kalau mungkin
mendatangkan anggota masyarakat yang mempunyai keahlian yang sesuai dengan
materi yang dipelajari.
1. Pelaksanaan Pembelajaran
Remedial
Pembelajaran remedial
pada hakikatnya adalah pemberian bantuan bagi peserta didik yang mengalami
kesulitan atau kelambatan belajar.Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran, fungsi kegiatan remedial
adalah:
Kegiatan remedial dapat
dilaksanakan sebelum kegiatan pembelajaran biasa untuk membantu siswa yang
diduga akan mengalami kesulitan (preventif), setelah kegiatan pembelajaran
biasa untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar (kuratif), atau
selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran biasa. Langkah-langkah
yang harus ditempuh dalam kegiatan remedial adalah:
2. Diagnosis Kesulitan Belajar
Diagnosis kesulitan
belajar dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kesulitan belajar peserta didik.
Kesulitan belajar dapat dibedakan menjadi kesulitan ringan, sedang dan berat.
· Kesulitan belajar ringan biasanya dijumpai pada peserta
didik yang kurang perhatian di saat mengikuti pembelajaran.
· Kesulitan belajar sedang dijumpai pada peserta didik
yang mengalami gangguan belajar yang berasal dari luar diri peserta didik,
misalnya faktor keluarga, lingkungan tempat tinggal, pergaulan, dsb.
· Kesulitan belajar berat dijumpai pada peserta didik
yang mengalami ketunaan pada diri mereka, misalnya tuna rungu, tuna netra¸tuna
daksa, dsb.Teknik yang dapat digunakan untuk mendiagnosis kesulitan belajar
antara lain: tes prasyarat (prasyarat pengetahuan, prasyarat keterampilan), tes
diagnostik, wawancara, pengamatan, dsb.
· Tes prasyarat adalah tes yang digunakan untuk
mengetahui apakah prasyarat yang diperlukan untuk mencapai penguasaan
kompetensi tertentu terpenuhi atau belum. Prasyarat ini meliputi prasyarat
pengetahuan dan prasyarat keterampilan.
· Tes diagnostik digunakan untuk mengetahui kesulitan
peserta didik dalam menguasai kompetensi tertentu. Misalnya dalam mempelajari
operasi bilangan, apakah peserta didik mengalami kesulitan pada kompetensi
penambahan, pengurangan, pembagian, atau perkalian.
· Wawancara dilakukan dengan mengadakan interaksi lisan
dengan peserta didik untuk menggali lebih dalam mengenai kesulitan belajar yang
dijumpai peserta didik.
· Pengamatan (observasi) dilakukan dengan jalan melihat
secara cermat perilaku belajar peserta didik. Dari pengamatan tersebut
diharapkan dapat diketahui jenis maupun penyebab kesulitan belajar peserta
didik.
3. Bentuk Pelaksanaan
Pembelajaran Remedial
Setelah diketahui
kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, langkah berikutnya adalah
memberikan perlakuan berupa pembelajaran remedial. Bentuk-bentuk pelaksanaan
pembelajaran remedial antara lain:
· Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media
yang berbeda. Pembelajaran ulang dapat disampaikan dengan cara penyederhanaan
materi, variasi cara penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan. Pembelajaran
ulang dilakukan bilamana sebagian besar atau semua peserta didik belum mencapai
ketuntasan belajar atau mengalami kesulitan belajar. Pendidik perlu memberikan
penjelasan kembali dengan menggunakan metode dan/atau media yang lebih tepat.
· Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan
perorangan. Dalam hal pembelajaran klasikal peserta didik mengalami kesulitan,
perlu dipilih alternatif tindak lanjut berupa pemberian bimbingan secara
individual. Pemberian bimbingan perorangan merupakan implikasi peran pendidik
sebagai tutor. Sistem tutorial dilaksanakan bilamana terdapat satu atau
beberapa peserta didik yang belum berhasil mencapai ketuntasan.
· Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus. Dalam
rangka menerapkan prinsip pengulangan, tugas-tugas latihan perlu diperbanyak
agar peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan tes akhir.
Peserta didik perlu diberi latihan intensif (drill) untuk membantu menguasai kompetensi yang ditetapkan.
· Pemanfaatan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah teman
sekelas yang memiliki kecepatan belajar lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk
memberikan tutorial kepada rekannya yang mengalami kelambatan belajar. Dengan
teman sebaya diharapkan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar akan
lebih terbuka dan akrab.
4.8 Waktu Pelaksanaan
Pembelajaran Remedial
Terdapat beberapa
alternatif berkenaan dengan waktu atau kapan pembelajaran remedial
dilaksanakan. Pertanyaan yang timbul, apakah pembelajaran remedial diberikan
pada setiap akhir ulangan harian, mingguan, akhir bulan, tengah semester, atau
akhir semester. Ataukah pembelajaran remedial itu diberikan setelah peserta
didik mempelajari SK atau KD tertentu? Pembelajaran remedial dapat diberikan
setelah peserta didik mempelajari KD tertentu. Namun karena dalam setiap SK
terdapat beberapa KD, maka terlalu sulit bagi pendidik untuk melaksanakan
pembelajaran remedial setiap selesai mempelajari KD tertentu. Mengingat
indikator keberhasilan belajar peserta didik adalah tingkat ketuntasan dalam
mencapai SK yang terdiri dari beberapa KD, maka pembelajaran remedial dapat
juga diberikan setelah peserta didik menempuh tes SK yang terdiri dari beberapa
KD. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa SK merupakan satu kebulatan
kemampuan yang terdiri dari beberapa KD. Mereka yang belum mencapai penguasaan
SK tertentu perlu mengikuti program pembelajaran remedial.
Hasil belajar yang
menunjukkan tingkat pencapaian kompetensi melalui penilaian diperoleh dari
penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses diperoleh melalui
postes, tes kinerja, observasi dan lain-lain. Sedangkan penilaian hasil
diperoleh melaluiulangan harian, ulangan tengah semester
dan ulangan akhir semester.
4.9 Evaluasi Pengajaran Remedial
Untuk mengetahui
berhasil tidaknya kegiatan remedial yang telah dilaksanakan, harus dilakukan
penilaian. Penilaian ini dapat dilakukan dengan cara mengkaji kemajuan belajar
siswa. Apabila siswa mengalami kemauan belajar sesuai yang diharapkan, berarti
kegiatan remedial yang direncanakan dan dilaksanakan cukup fektif membantu
siswa yang mengalami kesulitan belajar. Tetapi, apabila siswa tidak mengalami
kemajuan dalam belajarnya berarti kegiatan remedial yang direncanakan dan
dilaksanakan kurang efektif. Untuk itu guru harus menganalisis setiap komponen
pembelajaran.
Evaluasi dan Follow
Up; cara manapun yang ditempuh, evaluasi atas usaha pemecahan masalah
seyogyanya dilakukan evaluasi dan tindak lanjut, untuk melihat seberapa
pengaruh tindakan bantuan (treatment) yang telah diberikan terhadap pemecahan
masalah yang dihadapi peserta didik. Berkenaan dengan evaluasi pengajaran
remedial. Kriteria-kriteria keberhasilan pengajaran remedial yaitu:
1. Berkembangnya pemahaman baru yang diperoleh peserta
didik berkaitan dengan masalah yang dibahas
2. Perasaan positif sebagai dampak dari proses dan materi
yang dibawakan melalui layanan, dan
3. Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh peserta
didik sesudah pelaksanaan remedial dalam rangka mewujudkan upaya lebih lanjut
pengentasan masalah belajar yang dialaminya.
Sementara itu,
Robinson dalam Abin Syamsuddin Makmun (2003) mengemukakan beberapa kriteria
dari keberhasilan dan efektivitas remedial yang telah diberikan, yaitu apabila:
1. Peserta didik telah menyadari (to be aware of) atas
adanya masalah yang dihadapi.
2. Peserta didik telah memahami (self insight)
permasalahan yang dihadapi.
3. Peserta didik telah mulai menunjukkan kesediaan untuk
menerima kenyataan diri dan masalahnya secara obyektif (self acceptance).
4. Peserta didik telah menurun ketegangan emosinya
(emotion stress release).
5. Peserta didik telah menurun penentangan terhadap
lingkungannya
6. Peserta didik mulai menunjukkan kemampuannya dalam
mempertimbangkan, mengadakan pilihan dan mengambil keputusan secara sehat dan
rasional.
7. Peserta didik telah menunjukkan kemampuan melakukan
usaha–usaha perbaikan dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya, sesuai dengan
dasar pertimbangan dan keputusan yang telah diambilnya.
4.10 Definisi
Pengayaan
Secara umum pengayaan dapat diartikan sebagai
pengalaman atau kegiatan peserta didik yang melampaui persyaratan minimal yang
ditentukan oleh kurikulum dan tidak semua peserta didik dapat melakukannya.
Kegiatan pengayaan adalah suatu kegiatan yang diberikan kepada siswa
kelompok cepat agar mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal dengan
memanfaatkan sisa waktu yang dimilikinya.
Kegiatan pengayaan dilaksanakan dengan tujuan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperdalam penguasaan materi
pelajaran yang berkaitan dengan tugas belajar yang sedang dilaksanakan sehingga
tercapai tingkat perkembangan yang optimal.
Dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi dan
pembelajaran tuntas, lazimnya guru mengadakan penilaian awal untuk mengetahui
kemampuan peserta didik terhadap kompetensi atau materi yang akan dipelajari
sebelum pembelajaran dimulai. Kemudian dilaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan berbagai strategi seperti ceramah, demonstrasi, pembelajaran
kolaboratif/kooperatif, inkuiri, diskoveri, dsb. Melengkapi strategi
pembelajaran digunakan juga berbagai media seperti media audio, video, dan
audiovisual dalam berbagai format, mulai dari kaset audio, slide, video,
komputer multimedia, dsb. Di tengah pelaksanaan pembelajaran atau pada saat
kegiatan pembelajaran sedang berlangsung, diadakan penilaian proses dengan
menggunakan berbagai teknik dan instrumen dengan tujuan untuk mengetahui
kemajuan belajar serta seberapa jauh penguasaan peserta didik terhadap
kompetensi yang telah atau sedang dipelajari. Penilaian proses juga digunakan
untuk memperbaiki proses pembelajaran bila dijumpai hambatan-hambatan. Dalam memilih dan melaksanakan kegiatan
pengayaan, guru harus memperhatikan:
3.
faktor waktu.
4.11
Tujuan
Pengayaan
Kegiatan pengayaan dilaksanakan dengan tujuan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk memperdalam penguasaan materi pelajaran yang berkaitan
dengan tugas belajar yang sedang dilaksanakan sehingga tercapai tingkat
perkembangan yang optimal.
4.12
Jenis Pembelajaran Pengayaan
Ada tiga jenis pembelajaran pengayaan, yaitu:
1. Kegiatan eksploratori yang bersifat umum yang
dirancang untuk disajikan kepada peserta didik. Sajian dimaksud berupa
peristiwa sejarah, buku, tokoh masyarakat, dsb, yang secara regular tidak tercakup
dalam kurikulum.
2. Keterampilan proses yang diperlukan oleh peserta didik
agar berhasil dalam melakukan pendalaman dan investigasi terhadap topik yang
diminati dalam bentuk pembelajaran mandiri.
3. Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta didik yang
memiliki kemampuan belajar lebih tinggi berupa pemecahan masalah nyata dengan
menggunakan pendekatan pemecahan masalah atau pendekatan investigatif/
penelitian ilmiah. Pemecahan masalah ditandai dengan:
a) identifikasi bidang permasalahan yang akan dikerjakan
b) penentuan fokus masalah/problem yang akan dipecahkan;
c) penggunaan berbagai sumber;
d) pengumpulan data menggunakan teknik yang relevan;
e) analisis data; dan
f) penyimpulan hasil investigasi.
Sekolah tertentu,
khususnya yang memiliki peserta didik lebih cepat belajar dibanding
sekolah-sekolah pada umumnya, dapat menaikkan tuntutan kompetensi melebihi
standari isi. Misalnya sekolah-sekolah yang menginginkan memiliki keunggulan
khusus.
4.13 Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan
Pemberian
pembelajaran pengayaan pada hakikatnya adalah pemberian bantuan bagi peserta
didik yang memiliki kemampuan lebih, baik dalam kecepatan maupun kualitas
belajarnya. Agar pemberian pengayaan tepat sasaran maka perlu ditempuh
langkah-langkah sistematis, yaitu (1) mengidentifikasi kelebihan kemampuan
peserta didik, dan (2) memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran pengayaan.
1. Identifikasi Kelebihan
Kemampuan Belajar
a. Tujuan
Identifikasi kemampuan berlebih peserta didik dimaksudkan untuk mengetahui jenis serta tingkat kelebihan belajar peserta didik. Kelebihan kemampuan belajar itu antara lain meliputi:
Identifikasi kemampuan berlebih peserta didik dimaksudkan untuk mengetahui jenis serta tingkat kelebihan belajar peserta didik. Kelebihan kemampuan belajar itu antara lain meliputi:
1. Belajar lebih cepat. Peserta didik yang memiliki
kecepatan belajar tinggi ditandai dengan cepatnya penguasaan kompetensi (SK/KD)
mata pelajaran tertentu.
2. Menyimpan informasi lebih mudah Peserta didik yang
memiliki kemampuan menyimpan informasi lebih mudah, akan memiliki banyak
informasi yang tersimpan dalam memori/ ingatannya dan mudah diakses untuk
digunakan.
3. Keingintahuan yang tinggi. Banyak bertanya dan
menyelidiki merupakan tanda bahwa seorang peserta didik memiliki hasrat ingin
tahu yang tinggi.
4. Berpikir mandiri. Peserta didik dengan kemampuan
berpikir mandiri umumnya lebih menyukai tugas mandiri serta mempunyai kapasitas
sebagai pemimpin.
5. Superior dalam berpikir abstrak. Peserta didik yang
superior dalam berpikir abstrak umumnya menyukai kegiatan pemecahan masalah.
6. Memiliki banyak minat. Mudah termotivasi untuk
meminati masalah baru dan berpartisipasi dalam banyak kegiatan.
b. Teknik
Teknik yang dapat
digunakan untuk mengidentifikasi kemampuan berlebih peserta didik dapat
dilakukan antara lain melalui : tes IQ, tes inventori, wawancara, pengamatan,
dsb.
1. Tes IQ (Intelligence Quotient) adalah tes yang
digunakan untuk mengetahui tingkat kecerdasan peserta didik. Dari tes ini dapat
diketahui tingkat kemampuan spasial, interpersonal, musikal, intrapersonal,
verbal, logik/matematik, kinestetik, naturalistik, dsb.
2. Tes inventori. Tes inventori digunakan untuk menemukan
dan mengumpulkan data mengenai bakat, minat, hobi, kebiasaan belajar, dsb.
3. Wawancara. Wanwancara dilakukan dengan mengadakan
interaksi lisan dengan peserta didik untuk menggali lebih dalam mengenai
program pengayaan yang diminati peserta didik.
4. Pengamatan (observasi). Pengamatan dilakukan dengan
jalan melihat secara cermat perilaku belajar peserta didik. Dari pengamatan
tersebut diharapkan dapat diketahui jenis maupun tingkat pengayaan yang perlu
diprogramkan untuk peserta didik.
2. Bentuk Pelaksanaan
Pembelajaran Pengayaan
Bentuk-bentuk
pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan antara lai melalui:
1. Belajar Kelompok. Sekelompok peserta didik yang
memiliki minat tertentu diberikan pembelajaran bersama pada jam-jam pelajaran
sekolah biasa, sambil menunggu teman-temannya yang mengikuti pembelajaran
remedial karena belum mencapai ketuntasan.
2. Belajar mandiri. Secara mandiri peserta didik belajar
mengenai sesuatu yang diminati.
3. Pembelajaran berbasis tema. Memadukan kurikulum di
bawah tema besar sehingga peserta didik dapat mempelajari hubungan antara
berbagai disiplin ilmu.
4. Pemadatan kurikulum. Pemberian pembelajaran hanya
untuk kompetensi/materi yang belum diketahui peserta didik. Dengan demikian
tersedia waktu bagi peserta didik untuk memperoleh kompetensi/materi baru, atau
bekerja dalam proyek secara mandiri sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas
masing-masing.
Perlu diperhatikan
bahwa penyelenggaraan pembelajaran pengayaan ini terutama terkait dengan
kegiatan tatap muka untuk jam-jam pelajaran sekolah biasa. Namun demikian
kegiatan pembelajaran pengayaan dapat pula dikaitkan dengan kegiatan tugas
terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
Sekolah dapat juga
memfasilitasi peserta didik dengan kelebihan kecerdasan dalam bentuk kegiatan
pengembangan diri dengan spesifikasi pengayaan kompetensi tertentu, misalnya
untuk bidang sains. Pembelajaran seperti ini diselenggarakan untuk membantu
peserta didik mempersiapkan diri mengikuti kompetisi tingkat nasional maupun
internasional seperti olimpiade internasional fisika, kimia dan biologi.
Sebagai bagian
integral dari kegiatan pembelajaran, kegiatan pengayaan tidak lepas kaitannya
dengan penilaian. Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan, tentu tidak sama
dengan kegiatan pembelajaran biasa, tetapi cukup dalam bentuk portofolio, dan
harus dihargai sebagai nilai tambah (lebih) dari peserta didik yang normala.
4.14 Kesimpulan Pembelajaran Pengayaan
Peserta didik memiliki kemampuan dan karakteristik
yang berbeda-beda. Sesuai dengan kemampuan dan karakteristik yang berbeda-beda
tersebut maka permasalahan yang dihadapi berbeda-beda pula. Dalam melaksanakan
pembelajaran, pendidik perlu tanggap terhadap kesulitan yang dihadapi peserta
didik.
Dalam rangka pelaksanaan pembelajaran berbasis
kompetensi dan pembelajaran tuntas, peserta didik yang gagal mencapai tingkat
pencapaian kompetensi yang telah ditentukan perlu diberikan pembelajaran
remedial (perbaikan). Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemberian
pembelajaran remedial antara lain adaptif, interaktif, fleksibel, pemberian
umpan balik, dan ketersediaan program sepanjang waktu.
Sebelum memberikan pembelajaran remedial, terlebih
dahulu pendidik perlu melaksanakan diagnosis terhadap kesulitan belajar peserta
didik. Banyak teknik yang dapat digunakan, antara lain menggunakan tes,
wawancara, pengamatan, dan sebagainya.
Setelah diketahui kesulitan belajarnya, peserta didik
diberikan pembelajaran remedial. Banyak teknik dapat digunakan, misalnya
pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda, penyederhanaan materi,
pemanfaatan tutor sebaya, dan sebagainya.
Dalam memberikan pembelajaran remedial perlu
dipertimbangkan kapan pembelajaran tersebut diberikan. Sesuai dengan prinsip
pembelajaran berbasis kompetensi dan pembelajaran tuntas, maka pembelajaran
remedial dapat diberikan setelah peserta didik satu atau beberapa kompetensi
dasar. Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik setelah menempuh
remedial, perlu diberikan tes ulang.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2008. Sistem Penilaian KTSP: Panduan
Penyelenggaraan Pembelajaran Pengayaan.
http://uticom.blogspot.com/2009/12/konsep-dasar-pengajaran-remedial-2.html