Unit 8
Keterampilan
dasar Mengajar II
1. Standar
Kompetensi
1.1
Mampu
menjelaskan hakekat strategi pembelajran, disiplin kelas;
1.2
menjelaskan
karakterisrtik pembelajaran di SD;
1.3
menjelaskan
model-model pembelajaran;
1.4
menjelaskan
prosedur pembelajaran;
1.5
menjelaskan
kriteria pemilihan dan penggunaaan metode mengajar;
1.6
menjelaskan
kriteria pemilihan media pembelajaran;
1.7
menjelaskan
keterampilan dasar mengajar;
1.8
menerapkan
keterampilan dasar mengajar;
1.9
menerapkan
fungsi kegiatan remidial dan pengayaan;
1.10 menerapkan pengelolaan kelas;
1.11 menerapkan disiplin kelas; dan
1.12 menjelaskan pembelajaran yang efektif.
2. Kompetensi
Dasar
2.1
Menjelaskan
hakekat dan faktor dalam keterampilan dasar mengajar;
2.2
menjelaskan
jenis-jenis keterampilan mengajar;
2.3
menjelaskan
hubungan pengalaman belajar dengan metode mengajar;
3. Indikator
3.1
Menjelaskan
hakekat keterampilan variasi stimulus;
3.2
memahami
tujuan mengadakan variasi stimulus;
3.3
menjelaskan
Prinsip-Prinsip
Penggunaan Variasi Stimulus dalam Pembelajaran
3.4
memahami
Pengertian
Keterampilan Bertanya Dasar
3.5
menjelaskan Tujuan, Tipe dan
Syarat-syarat Bertanya
3.6
menjelaskan
Komponen
Keterampilan Bertanya
3.7
memahami
Tujuan
dan Manfaat Bertanya Dasar
3.8
menjelaskan Penggolongan Pertanyaan
Lanjut
3.9
memahami Prinsip Penggunaan
Bertanya Lanjut
3.10 memahami Komponen-komponen Keterampilan
Bertanya Lanjut
4. Materi
Pembelajaran
4.1 Pengantar
Dalam praktek
pengajaran, keboanan merupakan masalah yang selalu terjadi dan setiap orang
tentu berusaha bagaimana mengatasinya. Kebosanan biasanya terjadi apabila
seseorang selalu melihat, mendengar, merasakan atau mengalami peristiwa yang
sama secara berulang-ulang dan terus menerus (rutin). Dalam pembelajaran upaya
memunculkan cara atau stimulus yang berbeda itu disebut dengan keterampilan
mengadakan “stimulus yang bervariasi”. Melalui kegiatan pembelajaran yang
dikembangkan secara bervariasi diharapkan dapat lebih meningkatkan apresiasi
siswa utnuk belajar secara lebih aktif sehingga berdampak pada peningkatan
kualitas proses dan hasil pembelajaran. Secara umum bentuk variasi dalam
pembelajaran dapat diklasifikasikan dalam tiga bentuk yaitu, variasi dalam gaya
mengajar, variasi dalam penggunaan alat dan media pengajaran, dan variasi dalam
pola interaksi pembelajaran.
B. Pengertian
B. Pengertian
1.
Pengertian Keterampilan Variasi Stimulus
Menurut Montessori
bahwa anak memiliki masa peka terhadap stimulus yang diterima melalui panca
inderanya. Dengan demikian panca indera yang dimiliki anak merupakan pintu
untuk masuknya informasi. Semakin banyak dan bervariasi informasi yang
ditangkap melalui panca indera yang dimilikinya, maka akan semakin banyak dan
beragam pula informasi yang diperolehnya.
Jadi variasi stimulus adalah keragaman stimulus yang diberikan, sehingga
memungkinkan siswa merespon melelui alat indera yang dimilikinya. Melalui
pemberian stimulus yang bervariasi, selain akan memperkaya informasi yang
diperoleh siswa, juga akan menjadikan proses pembelajaran dapat berjalan secara
dinamis dan tidak membosankan.
2.
Tujuan Mengadakan Variasi Stimulus
Melalui variasi
stimulus dalam pembelajaran antara lain bertujuan:
a. Terciptanya proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa.
b. Menghilangkan kejenuhan dan kebosanan sebagai akibat dari kegiatan yang bersifat rutinitas.
c. Meningkatkan perhatian dan motivasi siswa.
a. Terciptanya proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa.
b. Menghilangkan kejenuhan dan kebosanan sebagai akibat dari kegiatan yang bersifat rutinitas.
c. Meningkatkan perhatian dan motivasi siswa.
d. Mengembangkan
sifat keingintahuan siswa terhadap hal-hal yang baru.
e. Menyesuaikan model pembelajaran dengan cara belajar siswa yang berbeda-beda.
f. Meningkatkan kadar aktivitas belajar siswa.
e. Menyesuaikan model pembelajaran dengan cara belajar siswa yang berbeda-beda.
f. Meningkatkan kadar aktivitas belajar siswa.
3.
Unsur-unsur Keterampilan Variasi Stimulus
Unsur-unsur pokok yang
bisa ditempuh untuk mengembangkan variasi stimulus dalam pembelajaran, secara
garis besar dikelompokkan kedalam lima jenis yaitu:
a.
Variasi dalam gaya mengajar
b.
Variasi dalam pola interaksi pembelajaran
c.
Variasi dalam penggunaan media pembelajaran
d.
Variasi dalam penggunaan metode pembelajaran
e.
Veriasi dalam penggunaan sumber pembelajaran
C. Prinsip-Prinsip Penggunaan Variasi Stimulus dalam Pembelajaran
Dalam menerapkan
variasi pembelajaran bukan hanya beraneka ragamnya jenis-jenis stimulus
pembelajaran yang dikembangkan, melainkan ditentukan pula oleh faktor
kualitasnya. Oleh karena itu agar penerapan variasi bisa mencapai sasaran
pembelajaran secara efektif, maka beberapa prinsip berikut ini harus menjadi
pertimbangan yaitu:
a.
Bertujuan
b.
Fleksibel
c. Kelancaran
dan berkisinambungan
d. Kewajaran
atau tidak dibuat-buat
e.
Pengelolaan yang matang
KETERAMPILAN BERTANYA DASAR
A.
Latar Belakang
Dalam kehidupan
sehari-hari bertanya adalah kegiatan yang tidak pernah terlewatkan, dilakukan
oleh setiap orang tanpa mengenal batas usia, dan dilakukan dimana saja ketika
si penanya menginginkan informasi terhadap sesuatu yang tidak
diketahuinya.
Pertanyaan yang diajukan dalam kehidupan sehari-hari biasanya dilakukan sekedar untuk memperoleh informasi mengenai sesuatu yang ingin diketahuinya. Keterampilan bertanya sangat penting dikuasi oleh calon guru dan para guru, keterampilan bertanya merupakan kunci untuk meningkatkan mutu dan kebermaknaan pembelajaran. Dengan demikian setiap guru harus terampil dalam mengembangkan pertanyaan,
Pertanyaan yang diajukan dalam kehidupan sehari-hari biasanya dilakukan sekedar untuk memperoleh informasi mengenai sesuatu yang ingin diketahuinya. Keterampilan bertanya sangat penting dikuasi oleh calon guru dan para guru, keterampilan bertanya merupakan kunci untuk meningkatkan mutu dan kebermaknaan pembelajaran. Dengan demikian setiap guru harus terampil dalam mengembangkan pertanyaan,
B.
Pengertian Keterampilan Bertanya Dasar
Menurut kamus besar
Bahasa Indonesia “bertanya” berasal dari kata “tanya” yang berarti antara lain
permintaan keterangan. Sedangkan kata “terampil” memiliki arti “cakap dalam
menyelesaikan tugas atau mampu dan cekatan”. Dengan demikian keterampilan
bertanya secara sederhana dapat dirumuskan adalah kecakapan atau kemampuan
sesorang dalam menerima keterangan atau penjelasan dari orang lain, atau pihak
yang menjadi lawan bicara. Salah satu bentuk konkrit dari sesorang yang
memiliki keterampilan mengembangkan pertanyaan yaitu akan menlahirkan pertanyaan-pertanyaan
yang cukup baik. Dengan pertanyaan yang baik akan dapat menggali wawasan atau
pengetahuan serta kemampuan berpikir pihak yang ditanya. Pertanyaan adalah alat
ukur untuk mendapatkan jawaban atau respon dari sesorang. Pengertian itu menunjukkan
betapa pentingnya sebuah rumusan pertanyaan karena merupakan kunci untuk
mendapatkan respon yang sesuai harapan dari pihak yang bertanya. Keterampilan bertanya dasar merupakan
pertanyaan pertama dan pembuka. Jadi merupakan kunci awal untuk menggali
informasi atau meminta penjelasan sebelum melanjutkan komunikasi atau
mengajukan pertanyaan-pertanyaan selanjutnya. Dengan demikian bertanya dasar
adalah pertanyaan pokok atau dasar yang berfungsi sebagai stimulus untuk
merangsang munculnya jawaban atau respon dari siswa.
C.
Tujuan, Tipe dan Syarat-syarat Bertanya
1.
Tujuan
Secara terperinci
tujuan pertanyaan yang dikemukakan oleh Turney (1979) dalam Siti Julaeha
diidentifikasi dalam beberapa aspek berikut:
a.
Membangkitkan minat dan keingintahuan siswa tentang suatu topik.
b.
Memusatkan perhatian pada masalah tertentu.
c.
Menggalakan penerapan belajar aktif.
d.
Merangsang siswa mengajukan pertanyaan sendiri.
e.
Menstrukturkan tugas-tugas hingga kegiatan belajar dapat berlangsung secara
meksimal.
f.
Mendiagnosis kesulitan belajar siswa.
g.
Mengkomunikan dan merealisasikan bahwa semua siswa harus terlibat secara aktif daalam
pembelajaran.
h.
Menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mendemonstrasikan pemahamannya tentang
informasi yang diberikan .
i.
Melibatkan siswa dalam memanfaatkan kesimpulan yang dapat mendorongmengembangkan
proses berpikir.
j.
Mengembangkan kebiasaan menanggapi pertanyaan teman atau pertanyaan guru.
k. Memberi kesempatan untuk belajar diskusi.
k. Memberi kesempatan untuk belajar diskusi.
l.
Menyatakan perasaan pikiran yang murni kepada siswa.
2.
Tipe Pertanyaan
Tipe atau bentuk
pertanyaan sangat beragam, pengguanaan setiap bentuk pertanyaan tergantung pada
tujuan yang diharapkan. Jika diidentifikasi paling tidak ada 6 tipe pertanyaan,
yaitu:
a. Pertanyaan yang menuntut fakta-fakta.
a. Pertanyaan yang menuntut fakta-fakta.
b.
Pertanyaan yang menuntut kemampuan membandingkan.
c.
Pertanyaan yang menuntut kemampuan analisis.
d.
Pertanyaan yang menuntut kemampuan memperkirakan (judgment).
e.
Pertanyaan yang menuntut pengorganisasian.
f.
Pertanyaan yang tidak perlu dikemukakan jawabannya.
3.
Syarat-syarat Pertanyaan
Agar pertanyaan
mendapatkan respon yang baik sesuai dengan apa yang diharapkan, maka ketika
menyampaikan pertanyaan untuk tipe atau bentuk pertanyaan manapun hendaknya
memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut.
a.
Pertanyaan disampaikan dengan menggunakan kalimat atau bahasa yang mudah ditangkap
oleh pihak yang ditanya.
b.
Pertanyaan dijukan secara klasikal, berikan waktu untuk berpikir kemudian baru
ditunjuk salah seorang yang diminta untuk menjawabnya.
c.
Beri kesempatan secara adil dan merata kepada setiap siswa untuk mendapatkan pertanyaan.
d. Penunujukkan siswa yang diminta jawaban tidak dilakukan secara berurutan atau sistematis, akan tetapi harus diusahakan secara acak agar setiap siswa memusatkan perhatian dan memiliki kesiapan untuk menjawab (belajar).
d. Penunujukkan siswa yang diminta jawaban tidak dilakukan secara berurutan atau sistematis, akan tetapi harus diusahakan secara acak agar setiap siswa memusatkan perhatian dan memiliki kesiapan untuk menjawab (belajar).
D.
Komponen Keterampilan Bertanya
Komponen-komponen
keterampilan membaca:
a.
Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat.
b.
Pemberian acuan.
c.
Pemusatan.
d.
Pemindahan giliran.
e.
Penyebaran.
f.
Pemberian waktu berpikir.
g.
Pemberian tuntunan.
E.
Prinsip-prinsip Keterampilan Bertanya Dasar
Prinsip-prinsip pokok
yang harus diperhatikan oleh para guru dan calon guru dalam menggunakan
keterampilan bertanya antara lain:
a.
Kehangatan dan keantusiasan.
b.
Memberikan waktu berpikir.
Mengulangi
pertanyaan sendiri
Mengulangi
jawaban siswa.
Menjawab
pertanyaan sendiri.
Mengajukan
pertanyaan yang memancing jawaban sejenak.
Mengajukan
pertanyaan ganda.
Menentukan
siswa yang akan menjawab pertanyaan.
KETERAMPILAN BERTANYA LANJUT
A.
Latar Belakang
Dalam
setiap kegiatan pembelajaran, disadari atau tidak kegiatan bertanya selalu
dilakukan. Penggunaan pendekatan, metode, strategi atau teknik pembelajaran
apapun “bertanya” selalu ada. Tujuannya bermacam-macam, dari mulai hanya
sekedar meminta informasi, klarifikasi, penjelasan atau harapan mendapatkan
jawaban yang lebih luas atau mendalam lagi.
B.
Pengertian
Pertanyaan
lanjut adalah kelanjutan dari pertanyaan pertama (dasar) yaitu untuk mengorek
atau mengungkap kemampuan berfikir yang lebih dalam, analisis, dan komprehensif
dari pihak yang diberi pertanyaan (siswa). Keterampilan bertanya lanjut lebih
mngutamakan usaha mengembangkan kemampuan berpikir, memperbesar partisipasi dan
mendorong lawan bicara agar lebih aktif dan kritis mengembangkan kemampuan
berpikirnya. Melalui bertanya lanjut
setiap siswa dirangsang untuk aktif berpikir, melakukan berbagai
aktivitasbelajar, sehingga proses dan hasil pembelajaran akan lebih dinamis dan
berkualitas.oleh karena itu untuk setiap calon guru dan para guru, keterampilan
bertanya baik dasar maupun bertanya lanjut harus dilatih dan dikembangkan
sehingga akan menjadi kaya kekuatan untuk menunjang kemampuan sebagai tenaga
yang lebih profesional.
C.
Tujuan dan Manfaat Bertanya Dasar
Tujuan
dan bertanya lanjut dimaksudkan untuk memungkinkan siswa dapat mengembangkan
kemampuannya dalam mengatasi masalah, atau mengembangkan kemauan berpikir
secara lebih tajam, analitis dan komprehensif. Secara spesifik tujuan dan manfaat
bertanya lanjut adalah:
a.
Mengembangkan kemampuan berpikir siswa untuk menemukan, mengorganisasi, atau
menilai atas informasi yang diperoleh.
b.
Meningkatkan kemampuan siswa dalam membentuk dan mengungkapkan
pertanyaan-pertanyaan yang didasarkan informasi yang lebih lengkap dan relevan.
c. Mendorong siswa untuk mengembangkan dan memunculkan ide-ide yang lebih kreatif dan inovatif.
c. Mendorong siswa untuk mengembangkan dan memunculkan ide-ide yang lebih kreatif dan inovatif.
d.
Memberikan kesempatan untuk melakukan proses pembelajaran kepada hal-hal yang
lebih analitis, rumit dan kompleks.
D.
Penggolongan Pertanyaan Lanjut
Berdasarkan
taksonomi dari Bloom, pertanyaan dapat digolongkan kedalam enam kelompok atau
jenis, yaitu:
a.
Pertanyaan ingatan (knowledge)
b.
Pertanyaan pemahaman (comprehension)
c.
Pertanyaan penerapan (aplication)
d.
Pertanyaan analisis (analysis)
e.
Pertanyaan sintesis (sintesis)
f.
Pertanyaan evaluasi (evaluation)
E.
Prinsip Penggunaan Bertanya Lanjut
Prinsip-prinsip
yang berlaku pada keterampilan bertanya dasar berlaku pula sebagai prinsip
bertanya lanjut. Prinsip-prinsip tersebut yaitu antara lain: kehangatan,
keantusiasan, menghindari mengulangi pertanyaan sendiri, mengulangi jawaban
siswa, menjawab pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan ganda, dan pertanyaan
yang memancing jawaban serentak.
F.
Komponen-komponen Keterampilan Bertanya Lanjut
a.
Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan.
b.
Pengaturan urutan pertanyaan.
c.
Penggunaan pertanyaan pelacak
Meminta
klarifikasi
Meminta
siswa memberikan alasan
Meminta
kesepakatan pandangan
Meminta
ketepatan jawaban
Meminta
jawaban yang lebih relevan
Meminta
contoh
Meminta
jawaban yang lebih kompleks
d.
Peningkatan terjadinya interaksi
DAFTAR
PUSTAKA
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional: Menciptakan
Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.
Melvin L. Silberman, Active Learning, terj. Muqowim dkk., Yogyakarta: Yappendis, 2005.
Oemar Hamalik, Media Pendidikan, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1989.
Suwarna dkk., Pengajaran Mikro, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006
Melvin L. Silberman, Active Learning, terj. Muqowim dkk., Yogyakarta: Yappendis, 2005.
Oemar Hamalik, Media Pendidikan, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1989.
Suwarna dkk., Pengajaran Mikro, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006