Unit
12
Pembelajaran Yang Efektif
1.
Standar
Kompetensi
1.1
Mampu menjelaskan hakekat strategi
pembelajaran, disiplin kelas;
1.2 Menjelaskan karakteristik pembelajaran di SD;
1.3 Menjelaskan model-model pembelajaran;
1.4 Menjelaskan prosedur pembelajaran;
1.5 Menjelaskan kriteria pemilihan dan penggunaan
metode mengajar;
1.6 Menjelaskan kriteria pemilihan media
pembelajaran;
1.7 Menjelaskan keterampilan dasar mengajar;
1.8 Menerapkan keterampilan dasar mengajar;
1.9 Menerapkan fungsi kegiatan remidial dan
pengayaan;
1.10
Menerapkan pengelolaan kelas;
1.11
Menerapkan disiplin kelas; dan
1.12
Menjelaskan pembelajaran yang efektif.
2.
Kompetensi
Dasar
2.1 Menjelaskan
Menjelaskan
perencanaan pembelajaran yang efektif
dan pembelajaran yang efektif
3.
Indikator
3.1 Menjelaskan
perencanaan, komponen, prinsip, prosedur
3.2 Menyusun
perencanaan pembelajaran, factor yang berkaitan dengan pembelajaran
3.3 Menjelaskan
kharakeristik guru efektif
3.4 Menjelaskan
pendekatan pembelajaran yang efektif
4.
Materi
Pembahasan
A.
Pengertian
Perencanaan, Komponen, Prinsip, Prosedur
Menurut William H. Newman (Majid, 2007: 15),
perencanaan adalah menentukan apa yang akan dilakukan. Perencanaan berisi
rangkaian putusan yang luas dan penjelasan-penjelasan tentang tujuan, penentuan
kebijakan, penentuan program, penentuan metode-metode dan prosedur tertentu dan
penentuan kegiatan berdasarkan jadwal sehari-hari.
Secara luas, Tjokroamidjoyo menegaskan bahwa
perencanaan mencakup tiga pengertian sebagai berikut:
1.
Suatu proses persiapan sistematik mengenai
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
2.
Suatu
cara untuk mencapai tujuan sebaik-baiknya dengan sumber yang ada secara efisien
dan efektif.
3.
Penentuan
tujuan yang akan dicapai atau yang akan dilakukan, bagaimana, bilamana, dan
oleh siapa. (Haryanto, 2000:4)
Komponen
pembelajaran adalah kumpulan dari beberapa item yang saling berhubungan satu
sama lain yang merupakan hal penting dalam proses belajar mengajar. Didalam
pembelajaran, terdapat komponen-komponen yang berkaitan dengan proses
pembelajaran, yaitu :
1. Kurikulum
Secara etimologis, kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa Yunani, curir
yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat
berpacu” yaitu suatu jarak yang harus
ditempuh oleh pelajar dari garis
start sampai garis finish. Secara terminologis, istilah kurikulum mengandung
arti sejumlah pengetahuan atau mata pelajaran yang harus ditempuh atau
diselesaikan siswa guna mencapai suatu tingkatan atau ijazah. Pengertian
kurikulum secara luas tidak hanya berupa mata pelajaran atau bidang studi dan
kegiatan-kegiatan belajar siswa saja, tetapi juga segala sesuatu yang
berpengaruh terhadap pembentukan pribadi siswa sesuai dengan tujuan pendidikan
yang diharapkan. Misalnya fasilitas kampus, lingkungan yang aman, suasana
keakraban dalam proses belajar mengajar, media dan sumber-sumber belajar yang
memadai.
Kurikulum
sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam
seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di
dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka dalam
penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh
dan kuat.
2. Guru
Kata Guru berasal dari bahasa Sansekerta “guru” yang juga berarti
guru, tetapi arti harfiahnya adalah “berat” yaitu seorang pengajar suatu ilmu.
Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik.
Di dalam
masyarakat, dari yang paling terbelakang sampai yang paling maju, guru memegang
peranan penting. Guru merupakan satu diantara pembentuk-pembentuk utama calon
warga masyarakat. Peranan guru tidak hanya terbatas sebagai pengajar (penyampai
ilmu pengetahuan), tetapi juga sebagai pembimbing, pengembang, dan pengelola
kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi kegiatan belajar siswa dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
3. Siswa
Siswa atau murid biasanya digunakan untuk seseorang yang mengikuti suatu
program pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya, dibawah
bimbingan seorang atau beberapa guru. Dalam konteks keagamaan murid digunakan
sebagai sebutan bagi seseorang yang mengikuti bimbingan seorang tokoh
bijaksana. Meskipun demikian, siswa jangan selalu dianggap sebagai objek
belajar yang tidak tahu apa-apa. Ia memiliki latar belakang, minat, dan
kebutuhan serta kemampuan yang berbeda. Bagi siswa, sebagai dampak pengiring
(nurturent effect) berupa terapan pengetahuan dan atau kemampuan di bidang lain
sebagai suatu transfer belajar yang akan membantu perkembangan mereka mencapai
keutuhan dan kemandirian.
4. Metode
Metode pembelajaran adalah cara yang dapat dilakukan untuk membantu proses
belajar-mengajar agar berjalan dengan baik, metode-metode tersebut antara lain:
a. Metode Ceramah
Metode ceramah
yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan
secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif.
b. Metode Tanya
Jawab
Metode tanya
jawab adalah suatu metode dimana guru menggunakan atau memberi pertanyaan
kepada murid dan murid menjawab, atau sebaliknya murid bertanya pada guru dan
guru menjawab pertanyaan murid tersebut.
c. Metode Diskusi
Metode diskusi
dapat diartikan sebagai siasat “penyampaian” bahan ajar yang melibatkan peserta
didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan
yang bersifat problematis.
d. Metode
Demonstrasi
Metode
demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian,
aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun
melalui penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau
materi yang sedang disajikan.
e. Metode
Eksperimen
Metode eksperimen
adalah metode atau cara dimana guru dan murid bersama-sama mengerjakan sesuatu
latihan atau percobaan untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari sesuatu aksi.
5. Materi
Materi juga merupakan salah satu faktor penentu keterlibatan siswa. Adapun
karakteristik dari materi yang bagus menurut Hutchinson dan Waters adalah:
1. Adanya teks
yang menarik.
2. Adanya kegiatan
atau aktivitas yang menyenangkan serta meliputi kemampuan berpikir siswa.
3. Memberi
kesempatan siswa untuk menggunakan pengetahuan dan ketrampilan yang sudah
mereka miliki.
4. Materi yang
dikuasai baik oleh siswa maupun guru.
Dalam kegiatan belajar, materi harus didesain sedemikian rupa, sehingga
cocok untuk mencapai tujuan dengan memperhatikan komponen-komponen yang lain,
terutama komponen anak didik yang merupakan sentral. Pemilihan materi harus benar-benar
dapat memberikan kecakapan dalam memecahkan masalah kehidupan sehari-hari.
6. Alat
Pembelajaran (Media)
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari
“medium” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Jadi media
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Media pembelajaran adalah perangkat lunak (software) atau perangkat keras (hardware)
yang berfungsi sebagai alat belajar atau alat bantu belajar.
7. Evaluasi
Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “evaluation”. Menurut Wand dan Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau
suatu proses untuk menentukan nilai dari suatu hal. Ada pendapat lain yang
mengatakan bahwa evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya,
sedalam-dalamnya yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa, guna mengetahui
sebab akibat dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan
kemampuan belajar.
Dimensi-Dimensi/Prinsip
Perencanaan Pembelajaran:
1. Signifikansi
Perencanaan pembelajaran harus memperhatikan
signifikansi dan kegunaan sosial dari tujuan pendidikan yang diajukan.
Signifikansi dapat ditentukan berdasarkan kriteria yang dibangun dalam proses
perencanaan.
2. Relevansi
Perencanaan pembelajaran memungkinkan
penyelesaian persoalan secara lebih spesifik atau waktu yang tepat agar dapat
dicapai tujuan spesifik secara optimal.
3. Adaptif
Perencanaan pembelajaran bersifat dinamis
sehingga perlu mencari umpan balik (feedback). Penggunaan berbagai proses
memungkinkan perencanaan pembelajaran yang fleksibel, adaptatif, realistis,
yakni dapat dirancang untuk menghindari hal-hal yang tidak diharapkan.
4. Feasibilitas
Feasibilitas artinya perencanaan terkait
dengan teknik dan estimasi biaya dalam pertimbangan yang realistik.
5. Kepastian atau defenitivenes
Sekalipun perlu banyak alternatif yang
disediakan dalam perencanaan pembelajaran, konsep kepastian yang dapat
meminimumkan atau mengurangi kejadian-kejadian yang tidak diduga tetap perlu
diutamakan.
6. Ketelitian atau psimoniusness
Prinsip seharusnya mendapat perhatian yang
sangat besar agar perencanaan pembelajaran disusun dalam bentuk yang sederhana dan sensitif terhadap
kaitan-kaitan antara komponen pembelajaran.
7. Waktu
Perencanaan pembelajaran hendaknya dapat
memprediksi kebutuhan masa depan, dengan tetap memperhatikan dan bertumpu pada
realitas kekinian.
8. Monitoring
atau pemantauan
Merupakan proses dan prosedur untuk
mengetahui apakah komponen yang ada berjalan sebagaimana mestinya. Dengan
monitoring, hambatan atau kendala dalam implementasi pelaksanaan akan cepat
diketahui, solusi pun dapat lebih mudah ditemukan, dan pelaksanaan pembelajaran
berlangsung secara efektif.
9. Isi
perencanaan
Isi perencanaan merujuk pada hal-hal yang akan direncanakan.
Dengan demikian, perencanaan pengajaran perlu memuat hal-hal sebagai berikut:
a) Tujuan apa yang
diinginkan
b) Program dan layanan
c) Tenaga manusia
d) Keuangan
e) Bangunan fisik
f) Struktur organisasi
g) Kontek sosial
B.
Faktor-faktor yang berkaitan dengan pembelajaran
1. Isi
pelajaran
Berkaitan
dengan pengetahuan, keterampilan, aturan, dan konsep atau proses kreatif yang akan dipelajari.
2. Bahan
pelajaran
Berwujud
tulisan, bentuk fisik atau stimuli visual yang digunakan pada pembelajaran.
3. Strategi
pembelajaran
Pemilihan
berbagai strategi
pembelajaran yang
digunakan untuk mengajarkan isi pembelajaran merupakan perencanaan sentral
guru.
4. Perilaku
guru
Guru
melaksanakan berbagai kegiatan selama pembelajaran berlangsung dan membantu
pelajar dalam kegiatan belajar seperti memimbing
kelompok, menyajikan pelajaran secara jelas, membuka pelajaran dan membuat
kesimpulan.
5. Menstrukturkan
pelajaran
Merupakan
menyusun pelajaran berkaitan dengan kegiatan yang terjadi pada suatu saat
tertentu selama proses pembelajaran.
6. Lingkungan
belajar
Ketika
kegiatan pembelajaran dilaksanakan pertimbangkan jenis lingkungan belajar yang
ingin diciptakan.
7. Pelajar
Ketika
melaksanakan kegiatan pembelajaran pertimbangkan karakteristik pelajar tertentu yang ada di kelas. Pertimbangkan pula
pengelompokan pelajar seperti kelompok kecil, kelompok keseluruhan dan kerja
mandiri.
8. Durasi
pembelajaran
Dengan
waktu yang tersedia guru dapat mengalokasikan waktu utuk melaksanakan berbagai
kegiatan, dan menggunakan sumber-sumber untuk tujuan pembelajaran dan
memelihara motivasi pelajar.
9. Lokasi
pembelajaran
Ketika
merancang kegiatan pembelajaran, rencanakan di tempat mana pembelajaran itu
akan berlangsung.
C.
Karakteristik
Guru Yang Efektif
Keputusan
perencanaan tentang kegiatan-kegiatan pembelajaran, dipengaruhi oleh
karakteristik guru itu sendiri (neely&hansford,1985) yaitu:
1.
Banyaknya
pengalaman mengajar guru akan mempengaruhi keputusan perencanaan. Pengalaman
terdahulu membawa guru pada kesiapan mental yang lebih mantap.
2.
Filosofi
belajar-mengajar akan mempengaruhi keputusan tentang perencanaan guru.
3.
Pengetahuan
guru tentang isi pelajaran. Guru yang menguasai materi pembelajaran biasanya
dapat merencanakan pembelajaran yang bervariasi dan fleksibel karena siap
memanfaatkan dan menata informasi.
4.
Gaya
guru dalam mengorganisasikan pembelajaran akan mempengaruhi keputusan
perencanaan. Gaya ini tercermin dari kebutuhan guru untuk menyusun perencanaan
rutin, dan gaya memecahkan masalah.
5.
Harapan-harapan
menata kelas, baik untuk pelajar belajar maupun pelaksanaan pembelajaran oleh
guru itu sendiri, juga mempengaruhi keputusan tentang perencanaan.
6.
Perasaan
aman dan control pembelajaran memainkan peranan dalam proses perencanaan.
Apabila guru merasa aman dalam semua segi pembelajaran, rencana pembelajaran
cenderung kurang ketat. Namun apabila tidak begitu aman, guru cenderung untuk
lebih terstruktur terencana lebih terperinci.
Rosanshine (1989) mengidentifikasi 6 hal tentang
guru yang efektif sebagai berikut:
1. Melakukan review harian
Untuk
menentukan apakah pelajar telah memperoleh pengetahuan dan keterampilan
prasyarat yang diperlukan, guru yang efektif memulai pembelajaran dengan
mereview materi yang lalu, mengoreksi pekerjaan rumah, dan mereview pengetahuan
awal yang relevan dengan pembelajaran hari ini.
2. Menyiapkan materi baru
Hasil
riset menunjukkan bahwa guru yang efektif memerlukan waktu yang lebih banyak
dalam menyajikan materi baru dan membimbing praktek, dibandingkan guru yang
kurang efektif. Untuk memulai pelajaran, guru yang efektif berusaha menarik
perhatian pelajar dengan menerangkan tujuan belajar yang ingin dicapai selama
pembelajaran.
Setelah
pengantar pembelajaran, guru efektif melanjutkan dengan mengajar satu pokok
bahasan pada suatu waktu. Setiap pokok bahasan terdiri dari penyajian singkat
dan contoh yang banyak. Contoh-contoh tersebut disajikan dengan pengalaman
kongkrit atau pengetahuan yang mejadikan pelajar dapat memproses pengetahuan
baru tersebut. Hal yang penting penyajian itu jelas dan singkat.
3. Melakukan praktik terbimbing
Maksud
praktik terbimbing adalah membimbing praktik keterampilan awal dan menyediakan
penguatan yang perlu untuk kemajuan belajar baru, dari ingatan jangka pendek ke
ingatan jangka panjang.
4. Menyediakan balikan dan koreksi
Selama
praktik terbimbing, bagi guru sangat penting untuk menyediakan proses balikan
kepada pelajar. Proses balikan dapat berupa memberikan penjelasan tambahan yang
kadang-kadang diperlukan apabila pelajar benar. Tapi apabila pelajar membuat
kesalahan, yang tepat adalah menyederhanakan pertanyaan kemudian menuntun
(memberi petunjuk sedikit) kearah jawaban yang benar.
5. Melaksanakan praktik mandiri
Setelah
guru memberikan praktik terbimbing, sangat penting memberikan kesempatan kepada
pelajar untuk praktik mandiri. Pratik mandiri berbeda dari praktik terbimbing,
yaitu isyarat-isyarat yang diberikan oleh guru selama praktik terbimbing
dihilangkan.
6. Review mingguan dan bulanan
Guru
dianjurkan untuk mereview pekerjaan seminggu yang lalu tiap hari sabtu dan
pekerjaan sebulan yang lalu setiap sabtu keempat.
D. Pendekatan pembelajaran yang
efektif
Pendekatan
pembelajaran yang efektif adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada
pelajar, yaitu meliputi :
1. Belajar mandiri
(integrated learning)
Dalam belajar mandiri pelajar mempersiapkan
kelompok kecil menindaklanjuti beberapa bagian dari pelajaran dengan belajar sendiri.
a. Prinsip-prinsip belajar mandiri:
1. Pelajar belajar untuk dirinya sendiri.
2. Pelajar mempunyai ukuran mengontrol atas
kegiatan belajarnya sendiri.
3. Pelajar memiliki tanggung jawab untuk
menentukan konteks belajar, mendiagnosis kebutuhan belajar secara pribadi,
mengidentifikasi sumber-sumber belajar dan menentukan waktu untuk belajar serta
langkah belajar.
4. Pelajar mungkin mengembangkan rencana
kegiatan belajarnya sendiri.
5. Kebutuhan individu yang berbeda dikenal
dengan respons yang tepat, dibuat untuk kebutuhan khusus pelajar secara
individual.
6. Kegiatan belajar pelajar didukung, diperluas
atau dikurangi dengan sumber-sumber belajar dan panduan belajar.
7. Peranan pengajar berubah dari guru atau
penyampai informasi ke pengelola proses belajar.
b. Manfaat belajar mandiri
1. Belajar aktif
Belajar
mandiri apabila dirancang secara tepat, meningkatkan pendekatan yang lebih
aktif dalam belajar.
2.
Kebutuhan
individual pelajar
Adopsi
pendekatan belajar mandiri meningkatkan kebutuhan tersebut untuk dikenal dan
mengikuti keinginan pelajar dalam hal penguasaan materi, strategi belajar dan
kemampuan belajar.
3. Motivasi pelajar
Belajar
mandiri menjadikan pelajar lebih bertanggung jawab pada kegiatan belajarnya dan
berpartisipasi lebih besar dalam proses belajar.
4. Peranan pengajar
Pengajar
yang berperan sebagai pengelola kegiatan belajar diterima dengan baik dan
konsisten dengan pendekatan belajar menadiri. Peran pengajar tersebut dapat
dikembangkan ke arah hubungan yang baik dengan pelajar sehingga menimbulkan
rasa percaya yang lebih besar antara pengajar dan pelajar.
2.
Pembelajaran terpadu
Pembelajaran
terpadu diartilkan sebagai metode pengorganisasian isi pembelajaran yang
dilakukan guru dengan cara memadukan barbagai pelajaran untuk mempelajari suatu
konsep tertentu.
Pendekatan
pembelajaran terpadu membantu pelajar melalui:
a. Belajar aktif
b.Menilai diri sendiri
c. Individualitas
d.Belajar mandiri
Kelebihan pembelajaran terpadu:
1. Memberikan gambaran hubungan antara pengetahuan
2. Mempermudah belajar secara terpadu
3. Memungkinkan kesatuan penyajian suatu problem
4. Meminimalkan kontradiksi konsep-konsep
5. Menghindari pengulangan data kurikulum
6. Mempermudah kerjasama antar disiplin
7. Memotivasi pelajar
Keterpaduan kurikulum dapat membantu pelajar dalam
beberapa hal, yakni:
1.
Penguasaan perubahan pengetahuan
Keterpaduan memungkinkan kurikulum diorganisasikan
sekitar konsep-konsep dan prinsip-prinsip kunci, serta meningkatkan taraf
berpikir yang lebih tinggi.
2. Menghadapi
pengetahuan yang telah berlalu
Apabila pengetahuan menjadi kadaluawarsa, tidak merupakan
struktur kognitif dasar yang dapat dikecam, tetapi isinya faktual.
3.
Memahami pengetahuan
Keterkaitan
bidang pengetahuan yang berbeda dapat menjadi sukar bagi pembelajar dan secara
tradisional diasumsikan dapat dilakukan dengan cara yang khusus.
3.
Belajar berbasis masalah (problem-based learning)
Belajar
berbasis masalah (BBM) adalah belajar yang berpusat pada pelajar dan juga
menggambarkan metode belajar inti atau suplemen pembelajaran. Prinsipnya sama
dengan pembelajaran terpadu, namun masalah pembelajaran terpadu mendasarkan
pada tema, sedangkan BBM berdasarkan masalah (pembelajaran dimulai dengan
menampilkan masalah).
BBM
merupakan proses alami yang secara potensial terbuka maka tim pengajar
mempunyai kewajiban merancang masalah-masalah yang terstruktur dengan baik dan
tujuan yang jelas.
E. Penerapan pendekatan pembelajaran efektif
Pendekatan
pembelajaran efektif, dapat diterapkan dengan cara:
1.
Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan
kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2.
Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan
semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk
menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3.
Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih
menarik dan menyediakan ‘pojok baca’.
4.
Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif,
termasuk cara belajar kelompok.
5.
Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu
masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan
lingkungan sekolahnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2013.
Pembelajaran yang efektif http://kabar-pendidikan.blogspot.com diakses pada
tanggal 7 Maret 2013 pukul 19.07
Anonim 2013.
Pembelajaran yang efektif
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2129621,pembelajaran diakses
pada tanggal 7 Maret 2013 pukul 19.36
Anonim 2013. Strategi Pembelajaran http://pjjpgsd.dikti.go.id/file.php/1/repository/dikti/Mata%20Kuliah%20Awal/Strategi%20Pembelajaran/BAC/strategi_pembelajaran_unit_8.pdf diakses pada tanggal 8
Maret pukul 06. 53
Anonim 2013. Strategi Pembelajaran
http://sumut.kemenag.go.id/file/file/efektif/jndf1333447555.pdf diakses pada
tanggal 8 Maret pada pukul 07.09