Unit 5 
Kriteria Pemilihan dan Penggunaan Metode Mengajar

1.    Standar Kompetensi
1.1       Mampu menjelaskan hakekat strategi pembelajran, disiplin kelas;
1.2       menjelaskan karakterisrtik pembelajaran di SD;
1.3       menjelaskan model-model pembelajaran;
1.4       menjelaskan prosedur pembelajaran;
1.5       menjelaskan kriteria pemilihan dan penggunaaan metode mengajar;
1.6       menjelaskan kriteria pemilihan media pembelajaran;
1.7       menjelaskan keterampilan dasar mengajar;
1.8       menerapkan keterampilan dasar mengajar;
1.9       menerapkan fungsi kegiatan remidial dan pengayaan;
1.10   menerapkan pengelolaan kelas;
1.11   menerapkan dsisplin kelas; dan
1.12   menjelaskan pembelajaran yang efektif.
2.    Kompetensi Dasar
2.1     Menjelaskan hakekat dan faktor dalam pemilihan metode mengajar;
2.2     menjelaskan jenis-jenis metode mengajar;
2.3     menjelaskan hubungan pengalaman belajar dengan metode mengajar.
3.    Indikator
3.1     Menjelaskan hakekat faktor-faktor pemilihan dan hubungan tujuan dengan metode mengajar;
3.2     memahami jenis-jenis metode mengajar;
3.3     menjelaskan hubungan pengalaman belajar dengan metode mengajar; dan
3.4     mengidentifikasi kondisi yang diperlukan dalam pencapaian belajar.              
4.    Materi Pembelajaran
4.1     Pengantar  
Sebagai seorang pendidik seharusnya bisa menciptakan tercapainya suatu tujuan pembelajaran, sehingga anak didik kita menjadi individu yang aktif, kreatif, efektif dan selalu mempunyai gagasan pemikiran yang kritis terhadap suatu keadaan baik intern maupun ekstren,. Tapi pada kenyataannya sangat minim sekali para guru yang bisa menciptakan demikian, terkadang guru merasa mengajar akan tetapi siswa tidak merasa belajar. Itu merupakan suatu masalah bagi guru maupun siswa. Hal tersebut bisa terjadi karena guru kurang mengenal dalam masalah macam-macam metode pengajaran yang bervariasi sehingga tujuan pembelaran terhambat. Tapi bagaimanapun kehadiran metode tidak lepas dari kelebihan dan kekurangan, demi tercapainya tujuan pembelajaran, hendaklah sang guru mencermati masing-masing dari metode tersebut.
4.2  Hakekat dan Faktor Pemilihan Metode Mengajar
             Metode pembelajaran sebagai salah satu komponen pendidikan perlu dipahami oleh guru agar proses pembelajaran di kelas dapat berlangsung dengan baik. Karena dengan memiliki pengetahuan yang luas tentang metode, guru dapat memilih metode yang tepat untuk suatu materi (kompetensi) yang akan dipelajari atau dicapai oleh siswa. Pemilihan metode yang tepat akan sangat membantu siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, agar tujuan pendidikan tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan, maka perlu mengetahui dan mempelajari beberapa metode pembelajaran, serta dipraktekkan pada saat proses pembelajaran di kelas.
Faktor pemilihan metode mengajar adalah suatu dasar acuan yang dapat digunakan dalam memilih strategi yang tepat dan dapat digunakan dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai. Orentasi dari pemilihan strategi pembelajaran haruslah pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Selain itu juga harus disesuaikan dengan jenis materi, karakteristik siswa serta situasi dan kondisi lingkungan dimana proses belajar tersebut akan berlangsung. Terdapat beberapa teknik dan metode yang dapat digunakan oleh guru, tetapi tidak semuanya sama efektifnya dapat mencapai tujuan pembelajaran. Mager (1977) menyampaikan beberapa faktor yang dapat digunakan dalam pemilihan strategi pembelajaran, yaitu sebagai berikut :
1.    Berorientasi pada tujuan pembelajaran.
Tipe perilaku apa yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik, misalnya menyusun bagan analisis pemebelajaran. Hal ini berarti metode yang paling dekat dan sesuai yang dikehendaki oleh latihan atau praktek langsung. Gerlach dan Ely (1990) menyebutkan tidak ada satu strategi pembelajaran yang dianggap lebih baik dibandingkan dengan strategi pembelajaran yang lain. Baik tidaknya suatu strategi pembelajaran bisa dilihat dari efektif tidaknya strategi tersebut dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan demikian, pertimbangan pertama penggunaan strategi pembelajaran adalah berorentasi pada tujuan pembelajaran apa yang harus dicapai
2.      Efektivitas
            Pada dasarnya efektivitas ditujukan untuk menjawab pertanyaan seberapa jauh tujuan pembelajaran telah dapat dicapai oleh peserta didik. Perlu diingat bahwa strategi yang paling efisien sekalipun tidak otomatis menjadi strategi yang efektif. Jadi efisiensi akan merupakan pemborosan bila tujuan akhir tidak tercapai. Suatu cara untuk mengukur efektifitas ialah dengan jalan menentukan transferbilitas (kemampuan memindahkan) prinsip-prinsip yang dipelajari. Kalau tujuan dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat dengan suatu strategi tertentu dari pada strategi yang lain, maka strategi itu efisien. Kalau kemampuan mentransfer informasi atau skill yang dipelajari lebih besar dicapai melalui suatu strategi tertentu dibandingkan strategi yang lain, maka strategi tersebut lebih efektif untuk pencapaian tujuan.
3.      Keterlibatan Peserta Didik
Pada dasamya keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh tantangan yang dapat membangkitkan motivasinya dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran yang besifat inkuiri pada umumnya dapat memberikan rangsangan belajar yang lebih intensif dibandingkan dengan strategi pembelajaran yang hanya bersifat ekspositori.
Berdasarkan prinsip student centered maka peserta didik merupakan pusat dari suatu kegiatan belajar. Dalam masyarakat belajar dikenal istilah CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) yang diterjemahkan dari’ SAL (Student Active Learning) yang maknanya adalah bahwa proses pembelajaran akan iebih berhasil apabila peserta didik secara aktif melakukan latihan-latihan secara langsung dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan (Dick dan Carey, 1978, hal 108). Terdapat beberapa hal penting yang berhubungan dengan partisipasi peserta didik, yaitu:
a. Latihan dan praktek seharusnya dilakukan setelah peserta didik diberi informasi tentang suatu pengetahuan, sikap atau keterampiian tertentu. Agar materi tersebut dapat terinternalisasi (relatif mantap dan termantapkan dalam diri mereka), maka kegiatan selanjut nya adalah hendaknya peserta didik diberi kesempatan untuk berlatih dan mempraktekkan pengetahuan, sikap, atau ketrampilan tersebut.
b. Umpan Balik segera setelah peserta didik menunjukkan perilaku tertentu sebagai hasil belajarnya, maka , guru memberikan umpan batik (feedback) terhadap hasil belajar tersebut. Melalui umpan balik yang diberikan oleh guru, peserta didik akan segera mengetahui apakah jawaban yang merupakan kegiatan yang telah mereka lakukan itu benar/atau salah, tepat/tidak tepat atau ada sesuatu yang perlu diperbaiki.
4.3 Penggunaan Metode Mengajar  
            Metode pengajaran ialah pengetahuan tentang seorang guru untuk mengajar, semakin baik metode mengajar semakin efektif pula tercapainya tujuan, syarat-syarat penggunaan metode diantaranya metode pengajaran yang digunakan, membangkitkan semangat, memperkembangkan kepribadian, mewujudkan hasil karya, merangsang keinginan, mandiri didalam belajar, meniadakan sifat verbalistis, membentuk kepribadian siswa.
1.      Metode Proyek atau unit
Cara penyajian pengajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan bermakna.
2.      Metode Eksperimen
Adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari
3.      Metode Tugas dan Resitasi
Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan membuat resume dengan kalimat sendiri.
4.      Metode Diskusi
Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk : 
a. Mendorong siswa berpikir kritis. 
b. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas. 
c. Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memcahkan masalah bersama. 
d. Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdsarkan pertimbangan yang seksama
5.      Metode Sosiodrama
Pada dasarnya sosiodrama mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan malah sosial.
Tujuan :
a)                  Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain.
b)                  Dapat belajar bagaimana membagi tanggungjawab
c)                  Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara spontan
d)                 Merangsang kelas untuk berfikir dan memecahkan masalah
6.      Metode Demonstrasi
Adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik sebenarnya maupun tiruan yang sering disertai dengan penjelasan lisan.
7.      Metode Problem Solving
Merupakan metode berpikir, karena dapat menggunakan metode lain yang dimulai dengan mencari data sampai pada menarik kesimpulan. Pada intinya metode problem solving adalah metode yang digunakan untuk mencari atau menemukan penyelesaian suatu permasalahan.
8.      Metode Karya Wisata
Merupakan cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tenmpat atau objek tertentu diluar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu.
9.      Metode Tanya Jawab
Merupakan cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru.
10.  Metode Latihan
Merupakan cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan tertentu atau untuk memelihara kebiasaan yang baik. Metode ini juga digunakan untuk memperoleh ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan ketrampilan

11.  Metode Ceramah.
Adalah alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar. Dapat dipahami bahwa metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran yang dilakukan guru dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung terhadap siswa.
4.4 Hubungan Pengalaman Belajar dengan Metode Mengajar
            Dalam mengidentifikasi hubungan pengalaman belajar dengan metode mengajar kita perlu mengingat kembali beberapa hakikat belajar itu sendiri.Jadi antara pilihan metode pembelajaran dengan bentuk penilaian yang akan dikenakan ke kegiatan belajar keterampilan, tetapi juga menjadi asas kerja penting dalam jenis-jenis belajar konseptual yang lain biarpun bentuk operasionalnya tidak jelas gejalanya seperti yang terjadi dalam belajar keterampilan.Sedangkan hasil belajar siswa atau prestasi belajar sisiwa akan diperoleh setelah siswa menempuh proses atau pengalaman belajarnya. Learning experience atau pengalaman belajar merupakan suatu proses kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.Pengalaman belajar (Learnig experience) yang diharapkan adalah terjadi adanya aktivitas belajar yang tinggi dari siswa. Pendekatan yang digunakan untuk membentuk pengalaman siswa adalah cenderung dengan pendekatan keterampilan proses. Keterampilan proses merupakan pendekatan belajar mengajar  yang mengarah pada pengembangan kemampuan - kemampuan mental, fisik dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan- kemampuan yang lebih tinggi dalam diri siswa.
            Keberhasilan belajar siswa diukur serta dinilai dengan alat penilaian tertentu yang dirancang selaras dengan tujuan pembelajaran, bahan pembelajaran, dan tahap-tahap pengalaman belajar siswa tersebut.Interaksi pembelajaran (mengajar dari pihak guru dengan belajar dari pihak siswa) merupakan tahap-tahap pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam tahap-tahap pencapaian tujuan pembelajaran tersebut terkandung penggunaan metode pembelajaran tertentu.
1.5    Kondisi yang Diperlukan dalam Pencapaian Belajar
1.      Kondisi fisik
Lingkungan  fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting dalam hasil pembelajaran. Lingkungan fisik yang nyaman, menguntungkan dan memenuhi syarat akan mendukung meningkatnya intensitas pembelajaran siswa dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan belajar.
 Kondisi dan lingkungan yang menjadi perhatian dan kepedulian dalam terciptanya pembelajaran adalah sebagai berikut :
A.    Ruang tempat berlangsungnya pembelajaran
Besarnya ruangan kelas sangat bergantung kepada beberapa hal yaitu : jenis kegiatan (kegiatan pertemuan tatap muka klasikal dalam kelas atau bekerja di ruang praktikum) dan jumlah siswa yang melakukan kegiatan (kegiatan bersama secara klasikal atau kegiatan dalam kelompok kecil). Ruang belajar yang merupakan tempat siswa dan guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar meliputi ruang kelas, laboraturium, dan ruang auditorium. Syarat-syarat ruang  kelas yang baik adalah : Rapi, bersih, sehat dan tidak lembab, cukup cahaya dan sirkulasi udara yang cukup, perabot dalam keadaan baik, cukup jumlahnya, dan ditata dengan rapi, jumlah siswa tidak lebih dari 40 orang, ukuran ruang kelas 8m x 7m, dapat memberikan keleluasaan gerak, komunikasi, pandangan dan pendengaran, pengaturan perabot agar memungkinkan guru dan siswa dapat bergerak leluasa daun jendela tidak mengganggu lalu lintas.
                                                            Syarat-syarat agar kelas nyaman dan menyenangkan :
a.                    Penataan ruang kelas
b.                   Perlengkapan kelas
Perlengkapan yang harus ada dan diperlukan di kelas meliputi : papan tulis dan penghapusnya, meja dan kursi guru, meja dan kursi siswa, almari kelas, jadwal pelajaran, papan absensi, daftar piket kelas, kalender pendidikan, gambar presiden dan wakil presiden serta lambang Garuda Pancasila, tempat cuci tangan dan lap tangan, tempat sampah, sapu lidi, sapu ijuk dan sulak, gambar-gambar lain / alat peraga dan kapur.
B.     Ruang laboraturium
            SD yang memiliki laboraturium, agar berfungsi sebagai tempat praktik, harus ditata dengan syarat-syarat sebagai berikut :
a) Tata letak peralatan kelas mudah diatur sesuai dengan keperluan pada setiap saat
b) Diatur sedemikian rupa sehingga mudah bergerak dan mudah dimanfaatkan
c) Fasilitas air dan penerangan cukup tersedia
d) Air limbah dari saluran ruang laboraturium tidak mencemari lingkungan sekitarnya
e) Tersedia lemari penyimpanan untuk bahan dan alat yang tidak digunakan sehari-hari
f) Lantai tidak licin dan dinding sebaiknya berwarna putih
g) Bahan yang membahayakan harus disimpan pada tempat yang aman
C.     Ruang auditorium / ruang serbaguna
            Berfungsi sebagai tempat diskusi, harus diatur dengan baik dan dilengkapi dengan peralatan sebagai berikut :
a) Panggung pertunjukan
b)Ruang pakaian pria / wanita secara terpisah
c) Kamar mandi / WC Pria / wanita secara terpisah
d) Lantai harus datar dan tidak licin
e) Dinding aula harus dilapisi oleh lapsan peredam suara supaya suara tidak bergema
f) Bak pasir dan matras
D.    Pengaturan tempat duduk
a.    Pola berderet / berbaris-berjajar
            Tipe pengaturan tempat duduk seperti ini cocok untuk pengajaran formal. Semua siswa duduk dalam deretan lurus dengan siswa yang tertinggi duduk dibelakang dan yang pendek duduk di depan. Tempat duduk seperti ini memudahkan para siswa / guru bergerak dari deetan satu kederetan yang lain.
b.    Pola susunan berkelompok.
             Pola ini memungkinkan siswa dapat berkomunikasi dengan mudah satu sama laindan dapat berpindah dari kelompok satu ke kelompok lain.
c.     Pola formasi tapal kuda
            Pola ini menempatkan posisi guru berada di tengah-tengah para siswanya. Pengaturan formasi ini memberikan kemudahan pada siswa untuk saling berkomunikasi dan berkonsultasi. Pola tapal kuda biasa dipakai jika pelajaran banyak memerlukan diskusi antarsiswa atau dengan guru.
d.    Pola lingkaran atau persegi.
            Dalam pola lingkaran atau persegi biasanya tidak ada pemimpin kelompok. Bla ada yang harus direkam atau dicatat, bentuk pola inilah yang tepat. Seandainya ada suatu kegiatan / alat yang harus ditunjukkan / diperagakan, kegiatan atau alat itu dapat diletakkan di tengah-tengah sehingga mudah dilihat dan dikomentari oleh siswa.
E.      Ventilasi dan pengaturan cahaya
            Ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa. Jendela harus cukup besar sehingga memungkinkan cahaya matahari masuk. Kapur tulis yang dipergunakan sebaiknya kapur yang bebas dari debu dan selalu bersih.
F.      Pengaturan penyimpanan barang-barang
            Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah dicapai dan cara pengambilan dari tempat khusus hendaknya diatur sedemikian rupasehingga barang-barang tersebut segera dapat dipergunakan.
2.      Kondisi sosio-emosional
                             a. Sikap guru
                             Sikap guru haruslah sabar dan tetap bersahabat dengan siswa. Terimalah siswa dengan hangat dan berlaku adil dalam bertindak.

b.    Suara guru.
Suara guru yang melengking tinggi atau demikian rendah sehingga tidak terdengar oleh siswa dari jarak yang agak jauh akan mengakibatkan suasana gaduh dan juga akan membosankan sehingga pelajaran cenderung tidak diperhatikan. Suara yang relatif rendah tetapi cukup jelas dengan volume suara yang penuh dan kedengarannya rileks akan mendorong siswa memperhatikan pelajaran.
c.    Pembinaan hubungan baik
3.      Kondisi organisasional 
Kegiatan rutin secara organisasional dilakukan baik tingkat kelas   maupun tingkat sekolah akan mencegah timbulnya masalah dalam pengelolaan kelas.
a. Pergantian pelajaran
            Ketika terjadi penggantian dalam pelajaran harus disikapi oleh guru karena dalam proses ini ada jeda (kekosongan) yang memungkinkan terjadinya interaksi yang tidak diharapkan dari siswa dengan siswa lainnya. Perlu disikapi dengan arif bahwa ketika mengahiri pelajaran guru tidak terlalu cepat karena guru selanjutnya apakah sudah tiba dan apabila belum maka masa jeda itu terlalu lama.
b.    Guru berhalangan hadir
            Guru yang berhalangan hadir akan menyebabkan terjadinya kekosongan dalam proses belajar mengajar. Untuk menghindari terjadinya keributan atau perilaku-perilaku yang tidak diharapkan dari siswa seperti berlarian kesanaha kemari menggangu kelas lain, dan menimbulkan kerusakan pada fasilitas kelas, maka guru piket harus paham apa yang terjadi dan mempersiapkan diri untuk menutup ketidakhadiran tersebut.
c. Masalah antar siswa
            Masalah antar siswa biasanya terjadi karena kondisi emosional yang tidak terkendali dan tidak terorganisasikan oleh guru. Guru harus memahami karakteristik dan potensi guru sehingga dapat dipahami keseluruhan perilaku masing-masing dan menekan munculnya konflik diantaranya.
d. Upacara bendera
            Pada saat upacara bendera siswa harus diorganisasikan berdasarkan tingkatan kelas sehingga mereka dapat tertib mengikuti kegiatan upacara bendera.  Kegiatan lain ; kesehatan dan kehadiran siswa, penyampaian informasi dari sekolah kepada guru dan siswa, peraturan sekolah yang baru, kegiatan rekreasi dan sosial.
4.      Kondisi Administrasi Teknik.
            Kondisi administrasi teknik akan turut mempengaruhi manajemen pembelajaran di dalam kelas. Daftar presensi, kerapihan, kebersihan dan keteraturan daftar presensi akan memberikan dukungan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan. Keterdukungan dari sisi keteraturan dalam presensi akan memberikan efek psikologis terhadap siswa karena terjadi keadilan dalam perlakuan.
            Ruang bimbingan siswa, ruang bimbingan siswa diarahkan untuk memberikan bantuan pada siswa yang secara emosional memiliki masalah. Hal terpenting dari ruang bimbingan adalah bagaimana ruang tersebut tidak menimbulkan ketakutan ketika harus berhubungan dengan guru disana.
Tempat baca, tempat baca merupakan bagian dari fasilitas yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk berinteraksi dengan kawan-kawannya, dengan fasilitas dan guru. Tempat sampah, tempat sampah yang bersih ditempatkan di tempat yang tepat dan tidak menggangu kegiatan belajar maupun bermain
siswa, akan memberikan dukungan terhadap pencapaian tujuan pembelajaran di kelas. Bau sampah, berserakan dimana-mana, siswa tidak mengetahui tempat penyimpanan sampah atau karena tidak ada tempat sampah akan berakibat buruk pada kondisi sosio-emosional dan fisik siswa.
            Catatan pribadi siswa, catatan pribadi adalah alat berinteraksi guru dengan siswanya. Perlakuan-perlakuan khusus yang dibutuhkan untuk masing-masing siswa dapat dilihat dari catatan-catatan tentang siswa.


DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV. Pustaka Kurnia

edit post

0 Reply to "Kriteria Pemilihan dan Penggunaan Metode Mengajar"

  • Posting Komentar