Unit
5
Kriteria Pemilihan dan Penggunaan Metode Mengajar
1. Standar
Kompetensi
1.1 Mampu menjelaskan hakekat strategi
pembelajran, disiplin kelas;
1.2 menjelaskan karakterisrtik pembelajaran di
SD;
1.3 menjelaskan model-model pembelajaran;
1.4 menjelaskan prosedur pembelajaran;
1.5 menjelaskan kriteria pemilihan dan
penggunaaan metode mengajar;
1.6 menjelaskan kriteria pemilihan media
pembelajaran;
1.7 menjelaskan keterampilan dasar mengajar;
1.8 menerapkan keterampilan dasar mengajar;
1.9 menerapkan fungsi kegiatan remidial dan
pengayaan;
1.10
menerapkan
pengelolaan kelas;
1.11
menerapkan
dsisplin kelas; dan
1.12
menjelaskan
pembelajaran yang efektif.
2. Kompetensi
Dasar
2.1 Menjelaskan hakekat dan faktor dalam
pemilihan metode mengajar;
2.2 menjelaskan jenis-jenis metode mengajar;
2.3 menjelaskan hubungan pengalaman belajar
dengan metode mengajar.
3. Indikator
3.1 Menjelaskan hakekat faktor-faktor pemilihan
dan hubungan tujuan dengan metode mengajar;
3.2 memahami jenis-jenis metode mengajar;
3.3 menjelaskan hubungan pengalaman belajar
dengan metode mengajar; dan
3.4 mengidentifikasi kondisi yang diperlukan
dalam pencapaian belajar.
4. Materi
Pembelajaran
4.1 Pengantar
Sebagai seorang pendidik seharusnya bisa menciptakan tercapainya suatu
tujuan pembelajaran, sehingga anak didik kita menjadi individu yang aktif,
kreatif, efektif dan selalu mempunyai gagasan pemikiran yang kritis terhadap
suatu keadaan baik intern maupun ekstren,. Tapi pada kenyataannya sangat minim
sekali para guru yang bisa menciptakan demikian, terkadang guru merasa mengajar
akan tetapi siswa tidak merasa belajar. Itu merupakan suatu masalah bagi guru
maupun siswa. Hal tersebut bisa terjadi karena guru kurang mengenal dalam
masalah macam-macam metode pengajaran yang bervariasi sehingga tujuan
pembelaran terhambat. Tapi bagaimanapun kehadiran metode tidak lepas dari
kelebihan dan kekurangan, demi tercapainya tujuan pembelajaran, hendaklah sang
guru mencermati masing-masing dari metode tersebut.
4.2 Hakekat dan
Faktor Pemilihan Metode Mengajar
Metode pembelajaran sebagai
salah satu komponen pendidikan perlu dipahami oleh guru agar proses
pembelajaran di kelas dapat berlangsung dengan baik. Karena dengan memiliki
pengetahuan yang luas tentang metode, guru dapat memilih metode yang tepat
untuk suatu materi (kompetensi) yang akan dipelajari atau dicapai oleh siswa. Pemilihan metode
yang tepat akan sangat membantu siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Oleh
karena itu, agar tujuan pendidikan tercapai sesuai dengan yang telah
dirumuskan, maka perlu mengetahui dan mempelajari beberapa metode pembelajaran,
serta dipraktekkan pada saat proses pembelajaran di kelas.
Faktor pemilihan metode mengajar adalah suatu dasar acuan yang dapat
digunakan dalam memilih strategi yang tepat dan dapat digunakan dalam proses
pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai.
Orentasi dari pemilihan strategi pembelajaran haruslah pada tujuan pembelajaran
yang akan dicapai. Selain itu juga harus disesuaikan dengan jenis materi,
karakteristik siswa serta situasi dan kondisi lingkungan dimana proses belajar
tersebut akan berlangsung. Terdapat beberapa teknik dan metode yang dapat
digunakan oleh guru, tetapi tidak semuanya sama efektifnya dapat mencapai
tujuan pembelajaran. Mager (1977) menyampaikan beberapa faktor yang dapat
digunakan dalam pemilihan strategi pembelajaran, yaitu sebagai berikut :
1. Berorientasi pada tujuan pembelajaran.
Tipe
perilaku apa yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik, misalnya
menyusun bagan analisis pemebelajaran. Hal ini berarti metode yang paling dekat
dan sesuai yang dikehendaki oleh latihan atau praktek langsung.
Gerlach dan Ely (1990) menyebutkan tidak ada satu strategi pembelajaran yang
dianggap lebih baik dibandingkan dengan strategi pembelajaran yang lain. Baik
tidaknya suatu strategi pembelajaran bisa dilihat dari efektif tidaknya
strategi tersebut dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Dengan demikian, pertimbangan pertama penggunaan strategi pembelajaran adalah
berorentasi pada tujuan pembelajaran apa yang harus dicapai
2. Efektivitas
Pada dasarnya efektivitas ditujukan untuk menjawab pertanyaan seberapa jauh tujuan pembelajaran telah dapat dicapai oleh peserta didik. Perlu diingat bahwa strategi yang paling efisien sekalipun tidak otomatis menjadi strategi yang efektif. Jadi efisiensi akan merupakan pemborosan bila tujuan akhir tidak tercapai. Suatu cara untuk mengukur efektifitas ialah dengan jalan menentukan transferbilitas (kemampuan memindahkan) prinsip-prinsip yang dipelajari. Kalau tujuan dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat dengan suatu strategi tertentu dari pada strategi yang lain, maka strategi itu efisien. Kalau kemampuan mentransfer informasi atau skill yang dipelajari lebih besar dicapai melalui suatu strategi tertentu dibandingkan strategi yang lain, maka strategi tersebut lebih efektif untuk pencapaian tujuan.
Pada dasarnya efektivitas ditujukan untuk menjawab pertanyaan seberapa jauh tujuan pembelajaran telah dapat dicapai oleh peserta didik. Perlu diingat bahwa strategi yang paling efisien sekalipun tidak otomatis menjadi strategi yang efektif. Jadi efisiensi akan merupakan pemborosan bila tujuan akhir tidak tercapai. Suatu cara untuk mengukur efektifitas ialah dengan jalan menentukan transferbilitas (kemampuan memindahkan) prinsip-prinsip yang dipelajari. Kalau tujuan dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat dengan suatu strategi tertentu dari pada strategi yang lain, maka strategi itu efisien. Kalau kemampuan mentransfer informasi atau skill yang dipelajari lebih besar dicapai melalui suatu strategi tertentu dibandingkan strategi yang lain, maka strategi tersebut lebih efektif untuk pencapaian tujuan.
3.
Keterlibatan
Peserta Didik
Pada dasamya
keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh
tantangan yang dapat membangkitkan motivasinya dalam pembelajaran. Strategi
pembelajaran yang besifat inkuiri pada umumnya dapat memberikan rangsangan
belajar yang lebih intensif dibandingkan dengan strategi pembelajaran yang
hanya bersifat ekspositori.
Berdasarkan
prinsip student centered maka peserta didik merupakan pusat dari suatu kegiatan
belajar. Dalam masyarakat belajar dikenal istilah CBSA (Cara Belajar Siswa
Aktif) yang diterjemahkan dari’ SAL (Student Active Learning) yang maknanya
adalah bahwa proses pembelajaran akan iebih berhasil apabila peserta didik
secara aktif melakukan latihan-latihan secara langsung dan relevan dengan
tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan (Dick dan Carey, 1978, hal 108). Terdapat
beberapa hal penting yang berhubungan dengan partisipasi peserta didik, yaitu:
a. Latihan
dan praktek seharusnya dilakukan setelah peserta didik diberi informasi tentang
suatu pengetahuan, sikap atau keterampiian tertentu. Agar materi tersebut dapat
terinternalisasi (relatif mantap dan termantapkan dalam diri mereka), maka
kegiatan selanjut nya adalah hendaknya peserta didik diberi kesempatan untuk
berlatih dan mempraktekkan pengetahuan, sikap, atau ketrampilan tersebut.
b. Umpan
Balik segera setelah peserta didik menunjukkan perilaku tertentu sebagai hasil
belajarnya, maka , guru memberikan umpan batik (feedback) terhadap hasil belajar
tersebut. Melalui umpan balik yang diberikan oleh guru, peserta didik akan
segera mengetahui apakah jawaban yang merupakan kegiatan yang telah mereka
lakukan itu benar/atau salah, tepat/tidak tepat atau ada sesuatu yang perlu
diperbaiki.
4.3 Penggunaan Metode Mengajar
Metode
pengajaran ialah pengetahuan tentang seorang guru untuk mengajar, semakin baik
metode mengajar semakin efektif pula tercapainya tujuan, syarat-syarat
penggunaan metode diantaranya metode pengajaran yang digunakan, membangkitkan
semangat, memperkembangkan kepribadian, mewujudkan hasil karya, merangsang
keinginan, mandiri didalam belajar, meniadakan sifat verbalistis, membentuk
kepribadian siswa.
1.
Metode Proyek atau unit
Cara penyajian pengajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian
dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara
keseluruhan bermakna.
2.
Metode Eksperimen
Adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan
mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari
3.
Metode Tugas dan Resitasi
Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan
membuat resume dengan kalimat sendiri.
4.
Metode Diskusi
Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk :
a. Mendorong siswa berpikir kritis.
b. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas.
c. Mendorong
siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memcahkan masalah bersama.
d. Mengambil
satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan
masalah berdsarkan pertimbangan yang seksama
5.
Metode Sosiodrama
Pada dasarnya sosiodrama mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya
dengan malah sosial.
Tujuan :
a)
Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan
orang lain.
b)
Dapat belajar bagaimana membagi tanggungjawab
c)
Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam
situasi kelompok secara spontan
d)
Merangsang kelas untuk berfikir dan memecahkan masalah
6.
Metode Demonstrasi
Adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan
atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu
yang sedang dipelajari baik sebenarnya maupun tiruan yang sering disertai
dengan penjelasan lisan.
7.
Metode Problem Solving
Merupakan metode berpikir, karena dapat menggunakan metode lain yang
dimulai dengan mencari data sampai pada menarik kesimpulan. Pada intinya metode
problem solving adalah metode yang digunakan untuk mencari atau menemukan
penyelesaian suatu permasalahan.
8.
Metode Karya Wisata
Merupakan cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu
tenmpat atau objek tertentu diluar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki
sesuatu.
9.
Metode Tanya Jawab
Merupakan cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus
dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada
guru.
10. Metode
Latihan
Merupakan cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan tertentu atau
untuk memelihara kebiasaan yang baik. Metode ini juga digunakan untuk
memperoleh ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan ketrampilan
11. Metode
Ceramah.
Adalah alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses
belajar mengajar. Dapat dipahami bahwa metode ceramah adalah cara penyajian
pelajaran yang dilakukan guru dengan penuturan atau penjelasan lisan secara
langsung terhadap siswa.
4.4 Hubungan Pengalaman Belajar dengan Metode Mengajar
Dalam mengidentifikasi hubungan pengalaman
belajar dengan metode mengajar kita perlu mengingat kembali beberapa hakikat
belajar itu sendiri.Jadi antara pilihan metode pembelajaran dengan bentuk
penilaian yang akan dikenakan ke kegiatan belajar keterampilan, tetapi juga
menjadi asas kerja penting dalam jenis-jenis belajar konseptual yang lain
biarpun bentuk operasionalnya tidak jelas gejalanya seperti yang terjadi dalam
belajar keterampilan.Sedangkan hasil belajar siswa atau prestasi belajar sisiwa
akan diperoleh setelah siswa menempuh proses atau pengalaman belajarnya.
Learning experience atau pengalaman belajar merupakan suatu proses kegiatan
belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.Pengalaman belajar (Learnig
experience) yang diharapkan adalah terjadi adanya aktivitas belajar yang tinggi
dari siswa. Pendekatan yang digunakan untuk membentuk pengalaman siswa adalah
cenderung dengan pendekatan keterampilan proses. Keterampilan proses merupakan
pendekatan belajar mengajar yang mengarah pada pengembangan kemampuan -
kemampuan mental, fisik dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan-
kemampuan yang lebih tinggi dalam diri siswa.
Keberhasilan belajar siswa
diukur serta dinilai dengan alat penilaian tertentu yang dirancang selaras
dengan tujuan pembelajaran, bahan pembelajaran, dan tahap-tahap pengalaman
belajar siswa tersebut.Interaksi pembelajaran (mengajar dari pihak guru dengan
belajar dari pihak siswa) merupakan tahap-tahap pencapaian tujuan pembelajaran.
Dalam tahap-tahap pencapaian tujuan pembelajaran tersebut terkandung penggunaan
metode pembelajaran tertentu.
1.5 Kondisi yang Diperlukan dalam Pencapaian Belajar
1.
Kondisi fisik
Lingkungan
fisik tempat belajar mempunyai pengaruh
penting dalam hasil pembelajaran. Lingkungan fisik yang nyaman, menguntungkan
dan memenuhi syarat akan mendukung meningkatnya intensitas pembelajaran siswa
dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan belajar.
Kondisi dan lingkungan yang menjadi perhatian
dan kepedulian dalam terciptanya pembelajaran adalah sebagai berikut :
A. Ruang
tempat berlangsungnya pembelajaran
Besarnya ruangan
kelas sangat bergantung kepada beberapa hal yaitu : jenis kegiatan (kegiatan
pertemuan tatap muka klasikal dalam kelas atau bekerja di ruang praktikum) dan
jumlah siswa yang melakukan kegiatan (kegiatan bersama secara klasikal atau
kegiatan dalam kelompok kecil). Ruang belajar yang merupakan tempat siswa dan
guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar meliputi ruang kelas, laboraturium,
dan ruang auditorium. Syarat-syarat ruang
kelas yang baik adalah : Rapi, bersih, sehat dan tidak lembab, cukup
cahaya dan sirkulasi udara yang cukup, perabot dalam keadaan baik, cukup jumlahnya,
dan ditata dengan rapi, jumlah siswa tidak lebih dari 40 orang, ukuran ruang
kelas 8m x 7m, dapat memberikan keleluasaan gerak, komunikasi, pandangan dan
pendengaran, pengaturan perabot agar memungkinkan guru dan siswa dapat bergerak
leluasa daun jendela tidak mengganggu lalu lintas.
Syarat-syarat
agar kelas nyaman dan menyenangkan :
a.
Penataan ruang kelas
b.
Perlengkapan kelas
Perlengkapan yang harus
ada dan diperlukan di kelas meliputi : papan tulis dan penghapusnya, meja dan
kursi guru, meja dan kursi siswa, almari kelas, jadwal pelajaran, papan
absensi, daftar piket kelas, kalender pendidikan, gambar presiden dan wakil
presiden serta lambang Garuda Pancasila, tempat cuci tangan dan lap tangan,
tempat sampah, sapu lidi, sapu ijuk dan sulak, gambar-gambar lain / alat peraga
dan kapur.
B. Ruang
laboraturium
SD yang memiliki laboraturium, agar
berfungsi sebagai tempat praktik, harus ditata dengan syarat-syarat sebagai
berikut :
a)
Tata letak peralatan kelas mudah diatur sesuai dengan keperluan pada setiap
saat
b)
Diatur sedemikian rupa sehingga mudah bergerak dan mudah dimanfaatkan
c)
Fasilitas air dan penerangan cukup tersedia
d)
Air limbah dari saluran ruang laboraturium tidak mencemari lingkungan
sekitarnya
e)
Tersedia lemari penyimpanan untuk bahan dan alat yang tidak digunakan
sehari-hari
f)
Lantai tidak licin dan dinding sebaiknya berwarna putih
g)
Bahan yang membahayakan harus disimpan pada tempat yang aman
C. Ruang
auditorium / ruang serbaguna
Berfungsi sebagai tempat diskusi,
harus diatur dengan baik dan dilengkapi dengan peralatan sebagai berikut :
a)
Panggung pertunjukan
b)Ruang
pakaian pria / wanita secara terpisah
c)
Kamar mandi / WC Pria / wanita secara terpisah
d)
Lantai harus datar dan tidak licin
e)
Dinding aula harus dilapisi oleh lapsan peredam suara supaya suara tidak
bergema
f)
Bak pasir dan matras
D. Pengaturan
tempat duduk
a.
Pola berderet / berbaris-berjajar
Tipe pengaturan tempat duduk seperti
ini cocok untuk pengajaran formal. Semua siswa duduk dalam deretan lurus dengan
siswa yang tertinggi duduk dibelakang dan yang pendek duduk di depan. Tempat
duduk seperti ini memudahkan para siswa / guru bergerak dari deetan satu
kederetan yang lain.
b.
Pola susunan berkelompok.
Pola ini memungkinkan siswa dapat
berkomunikasi dengan mudah satu sama laindan dapat berpindah dari kelompok satu
ke kelompok lain.
c.
Pola formasi tapal kuda
Pola ini menempatkan posisi guru
berada di tengah-tengah para siswanya. Pengaturan formasi ini memberikan
kemudahan pada siswa untuk saling berkomunikasi dan berkonsultasi. Pola tapal
kuda biasa dipakai jika pelajaran banyak memerlukan diskusi antarsiswa atau
dengan guru.
d.
Pola lingkaran atau persegi.
Dalam pola lingkaran atau persegi
biasanya tidak ada pemimpin kelompok. Bla ada yang harus direkam atau dicatat,
bentuk pola inilah yang tepat. Seandainya ada suatu kegiatan / alat yang harus
ditunjukkan / diperagakan, kegiatan atau alat itu dapat diletakkan di
tengah-tengah sehingga mudah dilihat dan dikomentari oleh siswa.
E.
Ventilasi
dan pengaturan cahaya
Ventilasi harus cukup menjamin
kesehatan siswa. Jendela harus cukup besar sehingga memungkinkan cahaya
matahari masuk. Kapur tulis yang dipergunakan sebaiknya kapur yang bebas dari
debu dan selalu bersih.
F.
Pengaturan penyimpanan barang-barang
Barang-barang hendaknya disimpan
pada tempat khusus yang mudah dicapai dan cara pengambilan dari tempat khusus
hendaknya diatur sedemikian rupasehingga barang-barang tersebut segera dapat
dipergunakan.
2. Kondisi
sosio-emosional
a. Sikap guru
Sikap guru haruslah
sabar dan tetap bersahabat dengan siswa. Terimalah siswa dengan hangat dan berlaku
adil dalam bertindak.
b. Suara
guru.
Suara
guru yang melengking tinggi atau demikian rendah sehingga tidak terdengar oleh
siswa dari jarak yang agak jauh akan mengakibatkan suasana gaduh dan juga akan
membosankan sehingga pelajaran cenderung tidak diperhatikan. Suara yang relatif
rendah tetapi cukup jelas dengan volume suara yang penuh dan kedengarannya
rileks akan mendorong siswa memperhatikan pelajaran.
c. Pembinaan
hubungan baik
3. Kondisi
organisasional
Kegiatan
rutin secara organisasional dilakukan baik tingkat kelas maupun tingkat sekolah akan mencegah
timbulnya masalah dalam pengelolaan kelas.
a.
Pergantian pelajaran
Ketika terjadi penggantian dalam
pelajaran harus disikapi oleh guru karena dalam proses ini ada jeda
(kekosongan) yang memungkinkan terjadinya interaksi yang tidak diharapkan dari
siswa dengan siswa lainnya. Perlu disikapi dengan arif bahwa ketika mengahiri
pelajaran guru tidak terlalu cepat karena guru selanjutnya apakah sudah tiba
dan apabila belum maka masa jeda itu terlalu lama.
b. Guru
berhalangan hadir
Guru yang berhalangan hadir akan
menyebabkan terjadinya kekosongan dalam proses belajar mengajar. Untuk
menghindari terjadinya keributan atau perilaku-perilaku yang tidak diharapkan
dari siswa seperti berlarian kesanaha kemari menggangu kelas lain, dan menimbulkan
kerusakan pada fasilitas kelas, maka guru piket harus paham apa yang terjadi
dan mempersiapkan diri untuk menutup ketidakhadiran tersebut.
c. Masalah antar siswa
c. Masalah antar siswa
Masalah antar siswa biasanya terjadi
karena kondisi emosional yang tidak terkendali dan tidak terorganisasikan oleh
guru. Guru harus memahami karakteristik dan potensi guru sehingga dapat
dipahami keseluruhan perilaku masing-masing dan menekan munculnya konflik
diantaranya.
d. Upacara bendera
d. Upacara bendera
Pada saat upacara bendera siswa
harus diorganisasikan berdasarkan tingkatan kelas sehingga mereka dapat tertib
mengikuti kegiatan upacara bendera. Kegiatan
lain ; kesehatan dan kehadiran siswa, penyampaian informasi dari sekolah kepada
guru dan siswa, peraturan sekolah yang baru, kegiatan rekreasi dan sosial.
4. Kondisi
Administrasi Teknik.
Kondisi administrasi teknik akan
turut mempengaruhi manajemen pembelajaran di dalam kelas. Daftar presensi,
kerapihan, kebersihan dan keteraturan daftar presensi akan memberikan dukungan
terhadap proses pembelajaran yang dilakukan. Keterdukungan dari sisi
keteraturan dalam presensi akan memberikan efek psikologis terhadap siswa
karena terjadi keadilan dalam perlakuan.
Ruang bimbingan siswa, ruang
bimbingan siswa diarahkan untuk memberikan bantuan pada siswa yang secara
emosional memiliki masalah. Hal terpenting dari ruang bimbingan adalah
bagaimana ruang tersebut tidak menimbulkan ketakutan ketika harus berhubungan
dengan guru disana.
Tempat baca, tempat baca merupakan bagian dari fasilitas yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk berinteraksi dengan kawan-kawannya, dengan fasilitas dan guru. Tempat sampah, tempat sampah yang bersih ditempatkan di tempat yang tepat dan tidak menggangu kegiatan belajar maupun bermain
siswa, akan memberikan dukungan terhadap pencapaian tujuan pembelajaran di kelas. Bau sampah, berserakan dimana-mana, siswa tidak mengetahui tempat penyimpanan sampah atau karena tidak ada tempat sampah akan berakibat buruk pada kondisi sosio-emosional dan fisik siswa.
Tempat baca, tempat baca merupakan bagian dari fasilitas yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk berinteraksi dengan kawan-kawannya, dengan fasilitas dan guru. Tempat sampah, tempat sampah yang bersih ditempatkan di tempat yang tepat dan tidak menggangu kegiatan belajar maupun bermain
siswa, akan memberikan dukungan terhadap pencapaian tujuan pembelajaran di kelas. Bau sampah, berserakan dimana-mana, siswa tidak mengetahui tempat penyimpanan sampah atau karena tidak ada tempat sampah akan berakibat buruk pada kondisi sosio-emosional dan fisik siswa.
Catatan pribadi siswa, catatan
pribadi adalah alat berinteraksi guru dengan siswanya. Perlakuan-perlakuan
khusus yang dibutuhkan untuk masing-masing siswa dapat dilihat dari
catatan-catatan tentang siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV.
Pustaka Kurnia